WARGA Nusa Penida hujan sangat berarti bagi kehidupannya. Dan, pada musim hujan kali ini warga Nusa Penida menyambutnya dengan gembira. Seperti apa yang dirasakan salah satu petani warga Cubang, Desa Sakti. Dia adalah Men Harun. 

Ia menuturkan kalau masyarakat  di wilayahnya  begitu hujan turun berbondong bondong menanam palawija.  “Turunnya hujan sejak lama ditunggu-tunggu warga dimana lahan siap tanam itu sudah dipersiapkan sebelumnya, “ ungkapnya gembira.

Hal yang sama disampaikan I Kadek Widiarta warga Tanglad bahwa kalau petani sekarang ini di musim hujan beramai – ramai menanam jagung.  Ia katakan sebelum menanam terlebih dahulu  petani membuat lubang untuk ditanam benih jagung dan kacang-kacangan. “Hujan turun sudah lama saya tunggu begitu juga petani yang lain “ ujarnya sambil mengatakan begitu hujan turun para petani di sini mempersiapkan  lahanya untuk ditanami.

Sementara itu Camat Nusa Penida I Ketut Sukla begitu mendengar informasi dirinya langsung turun ke lapangan untuk melihat para petani bergembira menyambut datangnya hujan yang berlomba lomba ke lahan untuk ditanami bibit jagung dan kacang-kacangan

Menurutnya petani yang biasanya menunggu turunnya hujan ada Desa Tanglad, Sekartaji, Batukandik, Batumadeg, Klumpu dan Sakti. Biasanya petani di enam desa itu saat musim pennghujan berbondong-bondong menanam palawija diantanya jagung dan kacang-kacangan. Hanya saja menurut Sukla yang belum melakukan bercocok tanam adalah desa Pejukutan itu disebabkan curah hujan rsangat rendah yang dibandingkan dengan wilayah lainya di Nusa Penida.

Lebih lanjut Camat Nusa Penida ini  mengatakan kalau kondisi pangan di Nusa Penida tidak perlu dikhawatirkan meskipun petani yang ada tiap tahun mengalami penurunan. Hal itu menurutnya disebabkan  faktor kaderisasi dan peralihan lahan dan penyebab yang lebih penting adalan penurunan produksi palawija. Warga di sini banyak yang sudah beralih profesi yaitu bekerja sebagai buruh dan mereka merantau ke Nusa Lembongan sebagai pemandu pariwisata.  SUS-MB

.