Wamen Pertanian saat di BPTU-HPT

Jembrana (Metrobali.com)-

Wakil Menteri (Wamen) Pertanian, Rusman Heriawan, Sabtu (26/4) mengunjungi lokasi pembibitan sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Bali di Desa Pangyangan Kecamatan Pekutatan Kabupaten Jembrana.

Wamen Pertanian yang disambut Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan mewakili Bupati Jembrana I Putu Artha itu, dikesempatan itu juga melakukan pelepasan 73 ekor sapi Bali untuk disebar kesejumlah daerah di Indonesia untuk inseminasi buatan. Pasalnya sapi Bali dikenal memiliki keunggulan lebih dibanding sapi lain di Indonesia, sehingga perlu terus ditingkatkan.

Kepala BPTU-HPT Bali, Edi Suprapto mengatakan sapi-sapi Bali yang dilepas Wamen itu sudah menjalani uji kualitas selama lima tahun lebih. Pasalnya untuk menghasilkan sapi Bali yang berkualitas dan bersertifikat, sapi harus terbebas dari 12 jenis penyakit.

Lanjut, dalam pengembangan ternak unggul, BPTU-HPT mengelola lahan seluas 105 Ha, dimana 85 Ha digunakan untuk meningkatkan populasi Sapi Bali. Menurutnya saat ini pihaknya telah memelihara 806 ekor Sapi Bali yang tersebar di 60 kelompok binaan di tiga provinsi, yakni Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali.

Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan mengatakan dalam meningkatkan populasi sapi Bali, Pemkab Jembrana memiliki program PEPADU (Pengembangan Pertanian Terpadu), dengan sistim ternak sapi koloni yang berintegrasi dengan pertanian dan perkebunan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama para peternak.

Selain PEPADU, kata Kembang, Pemkab Jembrana juga memiliki program GEMPITA (Gerakan Membangun Produksi Ternak Berorientasi Agribisnis), namun khusus ternak kambing. “Saya harap kedepan Jembrana akan menjadi pusat produksi sapi dan kambing terbesar di Bali“ ujar Kembang.

Sementara, Wamen Pertanian, Rusman Hariawan mengungkapkan uji performance untuk ternak sapi tidaklah mudah. Pasalnya untuk mendapatkan bibit-bibit sapi yang unggul dan nantinya  mampu bersaing dikancah internasional, sapi harus melalui uji proses yang ketat.

“Kedepan proses uji performance ini tidak hanya untuk sapi Bali, tapi juga untuk sapi lokal lainnya di Indonesia, seperti sapi onggol dan sapi Madura. Dengan begitu, saya yakin dua tahun kedepan, Indonesia akan mampu melakukan swasembada sapi” ungkap Wamen, Rusman. MT-MB