Foto: Rektor Dwijendra University Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.M.A.

Denpasar (Metrobali.com)-

Adanya pandemi Covid-19 tidak menyurutkan langkah Yayasan Dwijendra dan Dwijendra University untuk terus berkarya dan berinovasi memberikan yang terbaik untuk dunia pendidikan Bali.

Dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berada di garis dan garda terdepan ikut menjaga dan melestarikan kearifan lokal serta budaya Bali yang terimplementasi dalam proses pendidikannya, Yayasan Dwijendra dan Dwijendra University kini menapaki “era baru” membawa SD Dwijendra menjadi sekolah internasional (international school) namun tanpa melupakan akar budaya Bali.

“SD Dwijendra harus didorong jadi international school tapi tetap berbasis budaya Bali,” kata Rektor Dwijendra University Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.M.A., Rabu (15/7/2020) di sela-sela rapat dengan guru-guru SD Dwijendra dan dosen FKIP Dwijendra University.

Dikatakan pada tahun baru tahun 2020 ini tengah dipersiapkan berbagai hal yang diperlukan SD Dwijendra menjadi sekolah internasional (international school).

Diharapkan pada tahun 2021 sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Dwijendra ini sudah menyandang label sebagai international school dan sejajar dengan nama-nama besar sejumlah sekolah swasta berlabel international school di Bali.

“Dimulai dengan kelas satu mulai tahun ajaran baru ini menuju sekolah internasional dan tahun depan diharapkan sudah jadi sekolah internasional,” ungkap Dr. Sedana.

Progam menjadikan SD Dwijendra sebagai sekolah internasional ini berangkat dari pemikiran bahwa Yayasan Dwijendra dan Dwijendra University punya SDM yang cukup mumpuni untuk hal ini.

Terlebih juga Dwijendra University punya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan salah satu progam studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

Jadi guru-guru di SD Dwijendra akan bersinergi dengan dosen dan mahasiswa PGSD FKIP Dwijendra University mewujudkan cita-cita besar demi kemajuan pendidikan dan SD Bali ini.

“Kembangkan pendidikan di tingkat dasar kami sadari persaingan makin ketat sehingga kami siapkan mulai anak didik SD dengan sekolah internasional. Hasil diskusi yayasan dan FKIP tercetuslah ide menjadikan SD Dwijendra sebagai sekolah internasional,” ungkap Dr. Sedana.

Untuk tahun ajaran 2020, kelas internasional di SD Dwijendra dimulai untuk kelas 1 SD yang diterima dalam PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) 2020. Totalnya sejauh ini ada setidaknya ada 25 orang siswa yang terdaftar.

Kurikulumnya tetap mengacu standar kurikulum dari pemerintah, namun standar pengelolaan ditekankan sesuai standar sekolah internasional. “Kami coba kembangkan sekolah internasional dikelola yayasan dengan SDM lokal secara profesional tidak libatkan asing,” ungkap Dr. Sedana.

Dalam keseharian pembelajaran, anak-anak ini diajar dengan metode pembelajaran terbaru dari dosen-dosen PGSD FKIP Dwijendra University lalu diberikan permainan dalam bahasa Inggris sehingga mereka bahasa Inggris sejak awal.

“Pembelajaran bahasa Inggris semua dalam bentuk permain. Tidak lupa mereka juga diajarkan bahasa Bali dan para guru menekankan siswa kalau di rumah wajib berbahasa Bali,” terang Dr. Sedana.

Pola tersebut akan diterapkan baik saat masih pembelajaran daring secara penuh (full online) di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini maupun ketika pembelajaran tatap muka sudah berlangsung di dalam kelas.

“Dalam pembelajaran daring maupun tatap muka, kami juga akan kirim mahasiswa PGSD FKIP ajar anak didik di rumah masing-masing.
Semacam kelas tambahan, beberapa siswa yang rumahnya berdekatan diberikan pembelajaran secara privat sesuai permintaan,”papar Dr. Sedana.

Terhadap mahasiswanya yang terlibat dalam progam tersebut Dwijendra University juga akan memberikan kredit poin yang nantinya bisa disejajarkan atau dikonversi sebagai PKL (Praktik Kerja Lapangan. “Jadi ini juga  sekaligus jadi embrio merdeka belajar,” tandas Dr. Sedana. (dan)