Tabanan (Metrobali.com)-

Seorang veteran pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia, I Ketut Merug (92) asal Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan wafat pada 1 Mei lalu dan akan dilakukan upacara “Pelebon” atau kremasi 10 Mei 2015.

Menurut anak I Ketut Merug, Made Maja Winaya, Senin mengatakan ayahnya meninggal dunia karena sakit dan lanjut usia. Riwayat Merug semasa hidupnya ikut berjuang dalam perang kemerdekaan sehingga mendapatkan gelar veteran yang dikeluarkan melalui SK Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).

“Ayah saya semasa hidupnya hanya mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat (SR) setempat. Namun beliau juga piawai kesenian Bali, baik memainkan gamelan, maupun menari Baris dan Jauk. Selain itu beliau juga menekuni beladiri pencak silat bersama saudaranya, sehingga sempat melatih ke sejumlah desa di Tabanan,” ucapnya.

Ia menuturkan, alamarhum Ketut Merug sempat menjadi wakil rakyat di Tabanan, waktu itu Ketua BPH, sekarang dikenal dengan Ketua DPRD Tabanan.

Dikatakan semasa muda Ketut Merug, dikenal sebagai ketua pemuda, setelah menikah dengan Ni Wayan Janti (alm), sehingga untuk menghidupi keluarganya sebagai petani yang ulet. Dari pernikahannya lahir sebelas anak, antara lain Ni Wayan Rumini, Ni Made Ruminu, I Nyoman Murdjata, I Ketut Madjawata, Ni Made Madjawati, Ni Nyoman Mastini, I Ketut Majawijana (Ide Empu Preteka Samyoga), I Made Maja Winaya, I Nyoman Majawisnawa dan I Ketut Majawisana. serta memiliki 17 orang cucu dan 9 orang kumpi dan dua orang cicit (buyut).

Maja Winaya mengatakan orang tuanya pada zaman perjuangan memberi inspirasi yang selalu merindukan kehidupan damai dengan semboyan “Lebih baik miskin arta yang penting kaya moral” sehingga pesan yang sederhana sering disampaikan Kepada seluruh keluarga adalah arti kejujuran, kesederhanaan, perjuangan yang ulet dan kesetiaan yang didasari dengan jiwa asah, asih,asuh yang mengedepankan persatuan.

Prosesi upacara “Pelebon” dilakukan di Setra Taman Sunio Loka Lingkungan Pemenang, Tabanan pada Minggu (10/5), yang didahului dengan upacara “Ngeringkes” (9/5). AN-MB