Klungkung ( Metrobali.com )-
Upacara pengabenan Banjar Galiran, Klungkung dijaga pasukan berlapis. Terpantau  7 (tujuh) unit truk Dalmas Polda Bali sama dengan 1 Kompi berjumlah 100 personil ditambah 1 Kompi Brimob, 1 Pleton Gagana Polda Bali merapat ke Klungkung. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi adanya gesekan antara pelaksana pengabenan dengan jalan yang dilalui yaitu wilayah Kemoning. Informasi yang berkembang dibawah warga yang melaksanakan upacara pengabenan yaitu Banjar Galiran tidak diijinkan melewati jalan jempiring kebarat masuk wilayah Desa Adat Kemoning.
Sementara sekira pukul 10.00 wita utusan dari desa adat kemoning membawa surat yang disampaikan kepada Polres Klungkung. Dimana isi surat yang Metrobali ketahui adalah ;  Berdasarkan hasil dialog dengan Bapak Bupati Klungkung yang juga dihadiri oleh Kadisbupar Klungkung, pada hari Kamis 21-6-2012 bertempat di Ruang Rapat Bupati Klungkung, mendapatkan hasil bahwa Bapak Bupati Klungkung sangat meng.aprisiasi dan menyetujui secara lisan keinginan warga Desa Adat Kemoning yang disampaikan melalui Bendesa Adat Kemoning didampingi 4 (empat) orang tokoh masyarakat Desa Adat Kemoning, tentang pelarangan bagi warga desa di luar Desa Adat Kemoning melewati jjalan Jempiring waengkon Desa Adat Kemoning, untuk kegiatan mengantar atau membawa Sarwa menuju Setra Kauh Kemoning dengan alasan yang telah disampaikan serta sudah tertuang dalam surat-surat kami. Selanjutnya untuk bahan tindak lanjut, Bapak Bupati Klungkung juga mengarahkan agar apa yang kami sampaikan dipertegas lagi melalui surat yang ditujukan kepada Bupati Klungkung dan ditembuskan ke Kadisbudpar Klungkung, yang akhirnya tertuang dalam surat kami Nomer ; 09/VI/2012/Desa Adat Kemoning, tertanggal 22 Juni 2012 prihal Permakluman Hasil Paruman Agung Desa Adat Kemoning, disusul surat Nomor ; 10/VI/2012/ Desa Adat Kemoning tertanggal 26 Juni 2012 prihal Melengkapi Surat Permakluman Nomor ; 09/VI/2012/Desa Adat Kemoning yang isinya …dseterusnya.
Berdasarkan hal itu, maka kami warga desa adat Kemoning tetap losekuen mengawal hasil pertemuan tersebut untuk dapat dilaksanakan semua pihak demi keamanan bersama. Surat tersebut ditanda tangani Bendesa Adat Kemoning I Wayan Mustika, serta ditembuska ke : Bupati, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Klungkung, Dandim 1610 Klungkung, Ketua MMDP Kab. Klungkung, Kelian Br. Galiran, Kelian Br. Ayung, Kelian, Kelian Br. Bajing, Anak-anaking Br. Mergan dan Arsip. Terkait adanya surat tersebut terpantau Wakil Bupati Cokorde Gede  Agung dan Kadisbudpar I Wayan Sujana hadir  untuk dimintai confirmasi terkait isi surat yang ditrima Polres Klungkung. karena Bupati I Wayan Candra sedang  mengikuti acara Simekrama Gubernur Bali Mangku Pastika di Balai Budaya Klungkung. “Bapak Bupati tidak ada mengatakan menyetujui apa yang tertulis dalam surat yang dibuat Bendesa Kemoning Wayan Mustika, mereka salah mengartikan, ujar Kadisbudpar Wayan Sujana, pia ponselnya.
Sementara sekira pukul 11.00 wita upacara pengabenan banjar galiran mulai bergerak, terpantau iring-iringan warga membawa Bade dikawal pasukan berlapis. Begitu memasuki wilayah Desa Adat Kemoning, warga yang sedang melakukan persembahyang berhamburan keluar menengok dari tembok penyengker Pura. Tanpa diiringi suara gambelan angklung warga galiran berjalan tanpa bersuara. Seakan suasana mencekam pasalnya satu pleton pasukan Dalmas Polres Klungkung berjalan paling depan, disusul kiri kanannya dan terakhir pasukan Dalmas Polda Bali lengkap dengan tamengnya disamping itu pula pasukan berpakaian preman sebelumnya telah disebar ditempat tempat yang diperkiran akan mencul orang sebagai  propokator namun hal yang tidak inginkan tidak terjadi prosesi upacara pengabenan banjar galiran berjalan dengan aman terendali.
Sementara sebelumnya dengan ditrimanya surat dari Bendesa Adat Kemoning, Kapolres Klungkung ABP Tri Wahyudi, Dansat Brimob Kombes Hary Sulistya, Dandim 1610 Klungkung Letkol.CZI. I Made Sutia, mengadakan pertemuan di dalam Pura Puseh bersama Warga yang diwakili Bendesa Adat Kemoning Wayan Mustika. Imformasi yang didapt hasil dari pertemuan tersebut dimana pada Intinya warga Kemoning keberatan melakukan upacara mesepuh, jika nanti dalam upacara pengabenan warga galiran membuang/menaburkan “Krura” hingga masuk kehalam pura dan warga juga minta wadah/bade harus dijinjing jika melewati Pura Puseh.
Terpantau begitu wadah/bade memasuki jalan wilayah Pura Puseh tampak warga galiran yang memikul  wadah/bade secara bersamaan menurunkan wadah/bade berjalan dengan dijinjing hingga melewati Pura Puseh. Upacara Ngabenpun berjalan Lancar tidak sampai terjadi keributan begitu juga warga Kemoning tetap melaksanakan persebahyangan serta acara tari tarian yang menampilkan anak anak di balai banjar juga berjalan sesuai yang diharapkan bersama.
SUS-MB