ekspor tuna

Denpasar,  (Metrobali.com) –

Andil ikan una segar maupun yang sudah dibekukan dalam perolehan devisa mencapai 16,16 persen dari total perdagangan aneka barang kerajinan dan nonmigas Bali lainnya ke pasaran luar negeri.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Provinsi Bali, Made Suastika di Denpasar Jumat (31/7), mengatakan devisa dari tuna 38,7 juta dolar AS selama lima bulan periode Januari-Mei 2015, atau 16,16 persen dari seluruh ekspor seharga 239,8 juta dolar.

Peranan ekspor tuna hasil tangkapan masyarakat di Bali tersebut ada diurutan kedua setelah ekspor tekstil dan produk tektil (TPT) seharga 51 juta dolar atau 21,27 persen dan kerajinan kayu dinomor tiga yakni 34,1 juta dolar atau 14,25 persen.

Suastika mengatakan, akibat cuaca yang kurang menentu di lautan dikhawatirkan hasil tangkapan nelayan yang ditampung para pengusaha perikanan di Bali berkurang dan kondisi itu akan berpengaruh terhadap perolehan devisa daerah ini.

Realisasi ekspor tuna Bali dengan tujuan utama Jepang, Amerika Serikat dan Australia seharga 38,7 juta dolar selama lima bulan I-2015 hasil pengapalan sebanyak 6.811 ton perolehan devisanya naik 19 persen dari perioda yang sama 2014 hanya 32 juta dolar.

Ia mengatakan, Bali selain mengekspor tuna juga ikan kerapu yang merupakan jenis mata dagangan baru menghasilkan devisa 7,8 juta dolar hasil perdagangan 1.116 ton dengan negara tujuan utama adalah Jepang dan AS.

Bali mengekspor sedikitnya sebelas jenis ikan ke pasaran luar negeri, namun kebanyakan nilainya antara satu dan dua juta dolar akibat pengirimannya ke negara konsumen, Bali hanya mengandalkan dari pasokan daerah lain, terutama dari Jawa.

Ikan kepiting misalnya kebanyakan yang diperdagangkan ke luar negeri adalah hasil produksi daerah lain, atau kakap produksi petani nusantara dipasarkan lewat Bali mendatangkan devisa 2,8 juta dolar selama Januari-Mei 2015.

Sementara ikan jenis lobster laku terjual di pasaran luar negeri seharga satu juta dolar atas pengapalan 36 ton selama lima bulan I-2015 perolehan devisanya berkurang sebelas persen, jika dibandingkan periode sama 2014 mencapai 1,1 juta dolar.

Rumput laun hampir tidak tercatat ada ekspor dari Bali, sebab rumput laut produksi Bali umumnya diantarpulaukan ke Jawa Timur kemudian diekspor ke Tiongkok, sedangkan ikan hias hidup hanya menghasilkan 1,8 juta dolar. AN-MB