Denpasar, (Metrobali.com)

 

Perayaan Tumpek Krulut adalah sebagai pengingat bagi Umat Hindu di Bali akan rasa syukur dan kasih sayang terhadap sesama manusia, alam, dan juga Hyang Widhi Wasa sebagai persembahan bhakti kepada Dewa Iswara yang dalam bentuk manifestasinya sering Kita lakukan upacara terhadap gambelan.

“Gambelan memiliki berbagai instrumen berbeda, namun menghasilkan suatu kesatuan melody yang indah. Tentu gambelan inilah yang harus kita jadikan pedoman hidup, ketika banyak perbedaan, tetapi kita harus saling menghargai, memberikan kasih sayang yang sama,” ujar I Kadek Divayana Siswa dari SMKN 1 Denpasar pada, Selasa (26/7).

Katanya juga, bahwa dewasa ini masyarakat mulai terpengaruh akan kebudayaan luar yang menyebabkan kecenderungan masyarakat akan kurangnya bersosialisasi, dikarenakan teknologi sudah maju, semua bisa dilakukan sendiri, hingga mampu mengikis rasa kepedulian akan sesama umat manusia. Oleh karenanya, sekali lagi Tumpek Krulut yang telah digelorakan Gubernur Bali, Wayan Koster melalui Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru ini perlu dilaksanakan sebagai pengingat bahwa kita manusia seharusnya memiliki rasa empati, tidak hanya kepada orang lain, melainkan juga kepada alam, dan Hyang Widhi Wasa. (RED-MB)