perikanan 1

Benoa, Bali (Metrobali.com)-

Direktur Program Indonesia Fisheries Program (IFP) The Nature Conservancy (TNC) Peter Mous mengingatkan agar pengelolaan perikanan di Indonesa jangan seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dengan sistem terbuka.

“Jika menggunakan aspek keberlanjutan pengelola perikanan harusnya seperti sistem bunga bank, jadi bunganya saja yang diambil, modalnya tetap. Sekarangkan bebas ambil ikannya, seperti ambil uang di ATM saja,” kata Peter di Benoa, Bali, Jumat (27/2).

Jika yang diambil “bunganya” saja tentu stok ikan dipastikan tetap aman, ujar dia. Dan jika pengelolaan perikanan dilakukan secara berkelanjutan sejak awal pasti nelayan-nelayan di Indonesia tidak perlu berlayar sampai jauh untuk menangkap ikan.

“Jika pengelolaan perikanan masih dilakukan secara terbuka saya tidak yakin apakah mereka yang mencari ikan di sini masih bisa dapat ikan lagi beberapa tahun lagi,” ujar Peter.

Keuntungan melakukan pengelolaan perikanan berkelanjutan, ia mengatakan tidak hanya melulu soal ketersediaan stok ikan, tetapi juga akses pasar ekspor semakin terbuka lebar.

“Negara-negara di Eropa Barat dan Amerika Serikat sudah mulai mengharuskan adanya sertifikat perikanan berkelanjutan. Mereka sudah mengharuskan adanya sertifikat MSC (Marine Stewardship Council) untuk produk perikanan yang masuk ke negara mereka,” ujar dia.

Sayangnya, ia mengatakan di Indonesia belum ada satu pun usaha atau industri perikanan yang memiliki sertifikat MSC tersebut, meski sebenarnya sudah ada yang mampu memperolehnya.

Pemerintahlah yang harus mengarahkan pengusaha perikanan untuk mau menerapkan usaha perikanan berkelanjutan guna memperoleh sertifikat MSC tersebut, katanya.

“Fisheries Improvement Plan memang ada, tapi belum ada dari mereka yang memiliki sertifikat ecolabel,” ujar dia.

Untuk menjaga stok ikan tetap sehat, lestari, berkelanjutan, menurut Peter, pemerintah harus membatasi ijin kapal tangkap jika memang kondisi stok ikan di satu perairan mulai tidak sehat.

“Kebijakan pengelolaan ikan berkelanjutan di beberapa negara lain seperti menghentikan penangkapan selama tiga bulan, menunggu sampai stok ikan kembali sehat. Jika tidak ada batas ya kita tidak ada harapan,” ujar dia. AN-MB