Simakrama di Wantilan DPRD Bali1

Denpasar (Metrobali.com)-

Dalam simakrama yang digelar di Wantilan DPRD  Bali,  Sabtu (3/9), Pastika juga mengomentari postingan yang ramai di media sosial terkait penolakan seorang sulinggih yang dilarang muput di sebuah pura di Klungkung. Menurutnya kedudukan sulinggih adalah sama dan tidak boleh didiskriminasi.

“Jika sudah medwijati artinya sudah menjadi sulinggih, maka kedudukannya sama. Dan orang yang mendiskriminasi artinya dia tidak mengerti dengan ajaran agama Hindu,” ujarnya.

Pastika juga mengaku dirinya sudah berbicara dengan  Bupati Klungkung , Nyoman Suwirta terkait hal ini dan memintanya untuk menyelesaikannya dengan cara bijak. “Jangan sampai Bali dan Hindu yang sudah kecil ini terpecah hanya karena kesombongan segelintir orang,” tegas Pastika.

Di bagian lain dia juga mengingatkan para sulinggih agar tidak mudah terpancing emosinya dan kepada para pengguna media sosial Pastika meminta agar hati hati dalam memposting  apapun. “Tidak ada hak jawab di media sosial, tidak ada hubungannya dengan UU Pers, tapi  undang undang Informatika dan Transaksi Elektronik (ITE) yang akan mengaturnya,”ujarnya.

Suata pada saat itu juga menyampaikan keluhannya terhadap PT Bank BPD yang menggandeng pelelangan swasta untuk menyita  jaminan nasabahnya yang bermasalah. Menurutnya hal ini harusnya dilakukan dengan lebih lunak agar tidak banyak tanah milik orang Bali yang akhirnya hilang dari pemiliknya. Menanggapi hal ini Pastika berjanji akan mendalaminya dan membicarkannya dengan pihak bank.

Masukan soal sektor pertanian disampaikan Wayan Setiawan asal Bongkasa yang optimis bahwa menjadi petani tidak akan menjadi miskin. Ia tidak bosan bosannya mengajak anak muda untuk mulai menekuni pertanian. Setaiwan juga mengajak seorang anak muda, Nyoman Adi Saputra, yang serius menekuni pertanian sejak duduk di bangku sekolah. “Kita ingin buktikan bahwa pertanian tetap menjanjikan,” ujarnya.

Menanggapi hal ini Pastika menyampaikann  apresiasinya. “kalau mau mengajeg kan Bali jadilah petani. Tapi saya ingin petani kita cerdas tahu apa yang diinginkan pasar. Jangan suryak siyu sehingga cendrung pasarnya jenuh karena apa yang ditawarkan sama, pendapatan petani pun jadi menurun. Untuk itu perlu ada survey pasar, dan jangan lupa untuk memperbaiki mutu,” sarannya.

Selain menaggapi para peserta simakrama , Pastika juga menyampaikan keadaan anggaran Pemerintah Provinsi Bali yang Dana Alokasi Umum (DAU) nya ditunda kucurannya dari pusat karena kondisi perekonomian negara yang lagi sulit.

Terjadinya krisis ekonomi di tingkat dunia yang  juga berimbas pada situasi perekonomian di tingkat nasional membuat Pemerintah pusat mengambil kebijakan  dengan melakukan penundaan dari Dana Alokasi Umum yang akan ditransfer ke sejumlah pemerintah daerah dan salah satunya pemerintah Provinsi Bali sebanyak 153 milyar. Dan hal ini semakin diperparah dengan tidak tercapainya target pendapatan daerah Provinsi Bali sebesar 500 Milyar lebih dari sektor pajak sehingga secara keseluruhan Pemprov Bali kekurangan anggaran lebih dari 600 Milyar.

Menyikapi hal ini Pastika mengambil langkah strategis dengan mengencangkan ikat pinggang dan menyisir kembali dana dari perencanan yang telah disusun. Ia meminta agar penyusunan perencanaan dibuat lebih realistis dan diklasifikasikan menjadi empat yaitu penggunaan anggaran untuk hal penting dan mendesak, hal mendesak tapi tidak penting, tidak mendesak mungkin penting dan tidak mendesak dan tidak penting.

Hal tersebut diharapakan dapat menjadi pedoman bagi semua Kepala SKPD beserta jajarannya dalam melakukan penyusunan perencanaan. Menjelang peringatan hari Raya Galungan dan Kuningan, Pastika mengajak umat sedharma  untuk memaknainya sebagai suatu kemenangan atas dharma melawan adharma yang ada pada diri sendiri. Dalam diri setiap manusia ada sifat buruk yang dinamakan Sad Ripu dan ada pula sifat sifat baik , dan galungan akan menjadi kemenangan dari diri sendiri dalam melawan sifat buruk tersebut. AD-MB