arief yahya

Jakarta (Metrobali.com)-

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terus melakukan ekspansi bisnis ke pasar global untuk menciptakan mesin pertumbuhan baru antara lain dengan rencana akuisisi 27 persen saham operator asal Selandia Baru, Telecom New Zealand.

“Kita sudah tetapkan bahwa mesin pertumbuhan baru Telkom adalah broadband dan ekspansi internasional, kita tengah “due diligence” untuk mengakuisisi 27 persen saham milik Telecom NZ,” kata Direktur Utama Telkom Arief Yahya, Senin (1/9).

Menurut Arief, alasan perseroan membidik saham Telecom NZ karena sejalan dengan strategi untuk menjadi pemain global.

Saham yang dibidik nantinya berasal dari “private equity” dimana pendanaan untuk akuisisi ini berasal dari dana internal dan eksternal.

“Nilai transaksi belum bisa diungkap karena masih proses due diligence. Tapi kami (Telkom) memiliki aktiva lancar sekitar Rp40 triliun,” ujarnya.

Ditambahkannya, untuk mewujudkan Telkom harus investasi dimana negara yang dekat dengan budaya barat, seperti Selandia Baru dan termasuk Australian. Alasan lain adalah kemampuan Telkomsel, anak usaha Telkom menjaga rasio Earning Before Interest Depreciation Amortization (EBITDA) Margin di kisaran 55 persen di tengah tekanan kompetisi.

“Telkomsel bisa menjaga efisiensi dengan Average Revenue Per User (ARPU) sekitar 3 dolar AS. Bayangkan kalau best practice Telkomsel itu dibawa ke Telecom dimana Selandia Baru itu ARPU masih sekitar 50 dolar AS untuk layanan data dan 15 untuk suara,” ujar Arief.

Dikatakannya, jika Telkom berhasil mengakuisisi saham dari operator yang juga dikenal dengan nama Spark tersebut maka kekuatan dari Telkom Grup akan lebih maksimal.

Pada situs resmi Telecom New Zealand, pada 8 Agustus 2014 telah memperkenalkan merek baru menjadi Spark. Kinerja Spark untuk tahun fiskal 2014 atau periode yang berakhir Juni 2014 adalah memiliki sekitar 2 juta pelanggan seluler dan 669.000 pengguna broadband.

Spark tahun ini akan berinvestasi besar memaksimalkan frekuensi 700 MHz dengan nilai investasi sekitra 158 juta dolar AS.

Pada periode yang berakhir Juni 2014 pendapatan dari Spark sekitar 3,638 miliar dolar AS atau turun 2,6 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 3,735 miliar dolar AS, dengan keuntungan sekitar 460 juta dolar AS naik 93,3 persn dibandingkan sebelumnya sebesar 238 juta dolar AS.

Sejumlah analis memprediksi aksi akuisisi Telkom ke Selandia Baru tersebut bisa menjadi katalis baru bagi saham operator “pelat merah” itu.

Performa saham Telkom pada semester I 2014 sejauh ini  AN-MB