20161215_180923_resized_1

Acara soft launching yang digelar di Denpasar, Bali, ini juga dihadiri dr. M. Candra Wijanadi  (CEO Medi-Call), dr. Gideon Hartono (Komisaris PT.Medika Nusantara), dan dr Daeng Mohammad Faqih, MH (Ketua PB IDI Pusat).

Denpasar, (Metrobali.com) –

Medi-Call, aplikasi layanan kesehatan online yang bisa diakses secara real time, hari ini resmi diluncurkan untuk kawasan Bali, mencakup Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.  Medi-Call adalah solusi layanan kesehatan on demand pertama yang terlengkap dan terbaik di Indonesia. Acara soft launching yang digelar di Denpasar, Bali, ini juga dihadiri dr. M. Candra Wijanadi  (CEO Medi-Call), dr. Gideon Hartono (Komisaris PT.Medika Nusantara), dr Daeng Mohammad Faqih, MH (Ketua PB IDI Pusat) dan Ida Bagus Rai Dharmawijaya  (Walikota Denpasar)

Aplikasi ini menyediakan fitur layanan-layanan kesehatan yang selama ini sangat dibutuhkan konsumen, dan menghadirkannya dalam satu aplikasi. Fitur-fitur yang ditawarkan Medi-Call, antara lain: emergency call ke nomor telepon rumah sakit atau klinik untuk memanggil ambulans berdasarkan lokasi yang terdekat, layanan on call dokter, on call klinik, on call rumah sakit, on call laboratorium, serta layanan farmasi secara online yang terintegrasi dengan Apotek K24, lewat k24klik.com.

Booming teknologi informasi telah menghadirkan berbagai inovasi ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Jumlah penduduk Indonesia yang telah mencapai lebih dari 255 juta, adalah sebuah tantangan besar bagi para praktisi di dunia kedokteran. Seiring berkembangnya teknologi aplikasi dan meningkatnya jumlah pengguna smartphone di Indonesia, inovasi di bidang layanan kesehatan mutlak dibutuhkan. Medi-Call hadir untuk menjawab tantangan kebutuhan tersebut.

20161215_181451_3_resized

Acara soft launching yang digelar di Denpasar, Bali, ditandai dengan menekan tombol sirine disaksikan dr. M. Candra Wijanadi  (CEO Medi-Call), dr. Gideon Hartono (Komisaris PT.Medika Nusantara), dr Daeng Mohammad Faqih, MH (Ketua PB IDI Pusat).

“Di dunia kedokteran, Medi-Call akan menjadi aplikasi pertama di Indonesia yang menyediakan layanan on call dengan tarif kompetitif dan transparan. Kehadiran aplikasi ini akan mengubah paradigma dunia kedokteran. Selama ini, pasien yang membutuhkan jasa dokter hanya bisa menemui dokter di ruang praktik pada jam yang ditentukan. Dengan cara ini, banyak kendala yang dihadapi pasien. Selain perjalanan yang macet dan terkadang jauh, untuk mendapatkan pelayanan, pasien juga harus menunggu antrean. Kita membutuhkan jasa layanan dokter menjadi lebih praktis dan bisa diakses kapan saja di mana saja, dalam waktu 24 jam. Dengan adanya aplikasi ini, dokter dan tenaga medislah yang mendatangi pasien. Medi-Call juga tidak hanya menangani pasien yang membutuhkan pengobatan saja, tetapi juga mampu menangani pasien dengan keterbatasan mobilitas untuk layanan home care, rehabilitasi, dan terapi,” ujar dr. M. Candra Wijanadi.

Aplikasi ini berbasis lokasi (location-based service) yang bisa menghubungkan pasien dengan penyedia tenaga kesehatan yang terdekat dan tercepat. Pasien tinggal login, lalu memilih menu kesehatan yang diinginkan. Pasien cukup menuliskan keluhan dan data penting lainnya yang diperlukan. Kemudian pasien akan mendapatkan biaya panggilan yang ditentukan secara otomatis berdasarkan jarak dan parameter lainnya. Dokter terdekat yang kebetulan mengaktifkan layanan, akan mendapatkan request dari pasien tersebut. Dokter selanjutnya bisa melakukan konfirmasi data dan identitas pasien.

Tenaga medis yang terdaftar di Medi-Call adalah para profesional yang sudah memiliki STR (surat tanda registrasi) dan SIP (surat izin praktik), yang direkrut melalui proses pelatihan dan prosedur standar pelayanan yang sesuai, sehingga profesionalitas layanan Medi-Call dapat dipercaya.

Bali menjadi tempat pertama yang dipilih untuk meluncurkan layanan ini. Disusul kemudian Yogyakarta dan Jakarta pada awal 2017. Menurut dr. Candra, kenapa Bali yang dipilih? Karena layanan on call dokter di Bali sudah sangat berkembang. Selama ini, mereka yang sangat membutuhkan layanan on call terutama adalah para wisatawan. Sebagai daerah wisata, Bali menjadi tempat tujuan turis dari seluruh dunia. Tercatat, di tahun 2015 lalu, kunjungan wisatawan asing yang ke Bali mencapai 1.446.093. Belum lagi wisatawan domestik, yang jumlahnya lebih dari 3 juta pengunjung. Untuk itu, ia berpendapat, di daerah yang menjadi tujuan wisata, kebutuhan akan on call layanan kesehatan sangat tinggi.

“Ide dasarnya memang dari Bali, karena di Bali layanan on call sudah berkembang. Dari situ juga yang membuat kami terpikir, kenapa tidak mengembangkannya sebagai start up,” tutur dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, ini, yang mengatakan, tidak menutup kemungkinan aplikasi ini juga bisa dimanfaatkan khalayak yang lebih luas, tidak hanya wisatawan saja.

Dokter Chandra menambahkan, sistem on call memang sudah lama dikenal di Bali. Sayangnya, sistem yang ada selama ini, masih banyak kelemahannya. “Dari sisi profesional, pasien harus menunggu, apakah dokter yang dihubungi available atau tidak. Kalaupun mereka available, belum tentu jaraknya dekat dengan pasien. Para pengguna jasa juga sulit mendapatkan informasi mengenai tenaga medis. Mereka tidak tahu ke mana harus mencari dokter, saat membutuhkan. Untuk itu, mereka harus bertanya ke orang atau ke warga sekitar. Kalau ada aplikasi, mereka bisa tinggal buka sendiri,” tuturnya.

Selain itu, ia menambahkan, sistem on call yang konvensional juga punya kelemahan lain, yakni dari segi tarif. “Tidak ada standardisasi dan tarif relatif mahal sehingga biasanya hanya kalangan atas yang bisa menikmati layanan ini,” ujarnya. Adapun, di Medi-Call, harga layanan dipatok standar, terdiri dari tiga komponen utama, yakni biaya prosedur, biaya obat, dan biaya perawatan. “Dengan mekanisme ini, perhitungan harga menjadi lebih transparan dibandingkan layanan on-call konvensional.”

Tak hanya menguntungkan bagi konsumen, bagi para praktisi kesehatan, aplikasi ini juga menawarkan berbagai kemudahan. “Kalau selama ini, jam kerja dokter sangat terikat di rumah sakit atau tempat praktik. Dengan aplikasi ini, dokter bisa lebih fleksibel waktunya. Ia bisa online sesuai dengan ketersediaan waktu. Fitur GPS juga memudahkan dokter untuk mencapai lokasi pasien dengan mudah dan tepat,” ujar dr. Chandra, yang mengatakan, pihaknya menargetkan bisa menjalin kerjasama dengan 100 dokter untuk tahap launching awal.

Ia berharap, layanan ini nantinya tidak hanya akan berkembang di Bali saja, tapi juga bisa menjangkau seluruh kota-kota di tanah air. “Harapan kami, ini bisa menjadi layanan yang terjangkau untuk semua kalangan, di seluruh Indonesia.” RED-MB