Dr. I Gede Wenten Aryasuda

Dr. I Gede Wenten Aryasuda
Denpasar (Metrobali.com)-

SMP PGRI 2 Denpasar, punya cara jitu untuk menekan ulah siswanya untuk tidak melakukan konvoi di jalan raya dan juga mencorat coret pakaian sekolah. Sejak tujuh tahun pola ini diterapkan dan hasilnya sangat efektif mengurangi bahkan menghilangkan aksi euforia kegembiraan yang berlebihan, yang kadangkala ditunjukkan siswa yang lulus ujian.

“Sudah sejak tujuh tahun pola ini kami terapkan, dan hasilnya sangat efektif menekan aksi corat coret dan konvoi di jalanan”, ungkap Kepala SMP PGRI 2 Denpasar, Dr. I Gede Wenten Aryasuda, Jumat (2/6) di Denpasar.

Dikatakannya juga, pada tahun ajaran ini, 564 orang siswa kelas IX anak didiknya, lulus semua. Pada pengumuman kelulusan serentak Jumat (02/06/2017), SMP PGRI 2 Denpasar, pengumuman kelulusan dikirim ke rumah siswa oleh para guru. “Kami melarang siswa datang ke sekolah, dan mereka wajib menunggu kelulusan dirumah”, ujarnya.

Hal ini dilakukan, selain untuk menekan aksi corat coret dan konvoi, cara ini juga untuk menjalin komunikasi antara guru dan siswa serta orang tua siswa. SMP PGRI 2 Denpasar, merupakan satu sekolah swasta yang menjadi incaran calon siswa SMP untuk menempuh pendidikan lanjutannya di sekolah menengah pertama.

Hal ini diakui Wenten Aryasuda. “Peminat siswa belajar di SMP PGRI cukup tinggi dari tahun ke tahun, dan ini membuktikan sekolah kami favorit khususnya bagi sekolah swasta”, kata Wenten yang juga Ketua Provinsi PGRI Bali ini. SMP PGRI 2 Denpasar, juga tak lagi menerapkan kelas siang atau sore. Ini karena, ada tambahan gedung baru berlantai empat, sehingga mampu menampung siswa pada kelas pagi.

“Sejak empat tahun lalu, setelah kami membangun infrastruktur gedung berlantai empat, di SMP PGRI 2 Denpasar seluruh siswa masuk pagi semua”, ungkapnya. Ia berharap, dengan infrastruktur yang memadai dan mendukung kegiatan belajar mengajar, maka mutu dan kualitas pembelajaran akan tercapai. ARI-MB