Abuja, (Metrobali.com) –

Dinas intelijen Nigeria mengatakan, Minggu, sejumlah tahanan berusaha melarikan diri dari markas kepolisian rahasia itu, dan ada laporan-laporan bahwa militan Boko Haram terlibat dalam insiden tersebut.

“Ada upaya pembobolan penjara oleh tahanan kami ketika seorang terduga pedagang datang untuk memberi mereka makan,” kata Marilyn Ogar, juru bicara badan intelijen dalam negeri DSS, kepada AFP.

Ogar tidak memberikan penjelasan terinci mengenai jumlah tahanan yang terlibat atau mengapa mereka ditahan namun mengatakan, sebuah pernyataan mengenai hal itu akan dikeluarkan.

Markas DSS di Abuja, ibu kota Nigeria, terletak di dekat vila kepresidenan, dan penduduk di wilayah berdekatan menyatakan mendengar suara tembakan pada Minggu pagi. Lalu-lintas di daerah itu juga dialihkan.

Satu sumber keamanan mengatakan, peristiwa itu terjadi ketika sejumlah tahanan melucuti senjata salah seorang sipir, memukulinya dengan borgol mereka sebelum merebut senapannya dan menembaknya.

Kondisi sipir itu masih belum jelas.

Sejumlah situs surat kabar Nigeria dan pengguna media sosial mengatakan, tahanan-tahanan itu adalah anggota Boko Haram, namun mereka tidak menyebutkan sumbernya.

Kekerasan Boko Haram diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.600 orang sejak 2009, termasuk pembunuhan oleh pasukan keamanan.

Kelompok itu menyatakan berperang untuk mendirikan sebuah negara Islam di Nigeria utara yang penduduknya mayoritas muslim.

Kekerasan meningkat di Nigeria sejak serangan-serangan menewaskan puluhan orang selama perayaan Natal 2011 yang diklaim oleh kelompok muslim garis keras Boko Haram.

Boko Haram mengklaim puluhan serangan di Nigeria, termasuk pemboman bunuh diri pada Agustus di markas PBB di Abuja yang menewaskan sedikitnya 24 orang.

Serangkaian serangan bom di kota Jos, Nigeria tengah, pada Malam Natal 2010 juga diklaim oleh Boko Haram.

Boko Haram meluncurkan aksi kekerasan pada 2009 yang ditumpas secara brutal oleh militer yang menewaskan sekitar 800 orang dan menghancurkan masjid serta markas mereka di kota Maiduguri, Nigeria timurlaut.

Kelompok itu tidak aktif selama sekitar satu tahun dan kemudian muncul lagi pada 2010 dengan serangkaian pembunuhan.

Penduduk Nigeria yang berjumlah lebih dari 160 juta orang terpecah di wilayah utara yang sebagian besar Muslim dan wilayah selatan yang umumnya Kristen.

(Ant) –