Damaskus (Metrobali.com) –

Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah Walid al-Moallem Kamis membahas kemajuan yang dicapai mengenai penghapusan senjata kimia Suriah dengan Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa dan misi bersama Sigrid Kaag Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).

Mereka juga membahas sarana untuk meningkatkan kerja sama di antara Suriah, OPCW dan PBB dalam masalah ini.

Al-Moallem menekankan komitmen Suriah untuk kewajibannya, dengan mempertimbangkan proses non-politisasi dan keadaan keamanan yang terjadi di Suriah.

Untuk bagiannya, Kaag memuji kerja sama Suriah dan kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam pelaksanaan program penghapusan senjata kimia itu.

Dia menegaskan bahwa misi siap untuk mengerahkan segala upaya untuk mencapai program tersebut.

Menteri Luar Negeri Walid al-Moallem pada 5 Februari 2014 menandatangani dengan PBB dan OPCW dan kesepakatan mengenai penamaan pusat hukum dari misi bersama untuk melenyapkan senjata kimia di Suriah dan memo kesepahaman tentang penyediaan layanan medis dan evakuasi dalam kasus-kasus darurat untuk misi .

Sementara itu mengenai konflik Suriah, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pekan lalu menyatakan kekecewaannya bahwa dua putaran Konferensi Jenewa II gagal mencapai solusi politik atas konflik Suriah, dan mengatakan pesimisme tidak dapat mencegah masyarakat internasional untuk melanjutkan usaha mereka.

“Saya kecewa bahwa dua sesi perundingan politik tidak membawa kemajuan yang baik, tetapi kita tidak boleh terlalu pesimis,” kata Ban kepada wartawan dalam menjawab pertanyaan.

“Kita harus terus. Tidak ada pilihan lain selain melanjutkan Konferensi Jenewa ini. Itulah apa yang saya tekankan dan saya telah terus-menerus bahas masalah ini dengan (Perwakilan Khusus Bersama) Lakhdar Brahimi dan saya akan terus melakukan itu,” katanya.

Sementara itu, ia menambahkan ,”Saya mendesak masyarakat internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan” untuk jutaan rakyat Suriah di dalam dan di luar negeri.

“Kita harus mendukung mereka, tetapi apa yang paling penting adalah bahwa kita harus mengatasi akar-penyebab masalah ini secara mendasar dan kita harus mengatasi tantangan politik itu melalui Konferesi Jenewa II,” tegasnya.  (Ant/SANA-0ANA)