Denpasar (Metrobali.com)-

Menyiapkan generasi berdaya saing global dan membantu para siswa yang kurang mampu untuk menuntaskan pendidikan merupakan tujuan yang ingin dicapai Pemprov Bali dalam pembangunan di bidang pendidikan. Upaya ke arah itu terus dilakukan Pemprov Bali melalui sederetan program antara lain pengalokasian Biaya Operasional Pendidikan (BOP) Siswa SMA/SMK se-Bali, beasiswa untuk siswa kurang mampu mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA dan beasiswa pada fakultas langka peminat hingga Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Hal tersebut diuraikan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali Drs. I Ketut Teneng,SP,M.Si, Rabu (1/5/2013).

Mengawali penjelasannya, Ketut Teneng kembali mengingatkan ketatnya persaingan yang akan dihadapi SDM Bali pada ajang AFTA (ASEAN Free Trade Area) 2015. Menurutnya, dalam persaingan bebas tersebut tak hanya produk berupa barang yang bebas masuk ke Indonesia. “Perdagangan jasa dan masuknya tenaga kerja asing pun tidak bisa kita tolak,” imbuhnya. Selain itu, Bali tidak memiliki Sumber Daya Alam berupa tambang yang bisa diandalkan. Menjawab tantangan tersebut, kemajuan sektor pendidikan menjadi salah satu fokus perhatian Pemprov Bali.

Lebih lanjut Karo Humas mengurai, komitmen Pemprov pada dunia pendidikan tercermin dari alokasi anggaran untuk sektor ini yang makin meningkat setiap tahunnya. Dari proyeksi anggaran pendidikan pada APBD Pemprov Bali dari tahun anggaran 2009-2013, sebagian besar dialokasikan untuk beasiswa bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Bahkan, Pemprov Bali memberikan beasiswa penuh bagi siswa miskin untuk menuntut ilmu di SMKN 1 Denpasar. “Hingga tahun anggaran 2012, kita telah memberikan beasiswa penuh bagi 150 siswa dengan dana sebesar Rp. 3,2 milyar,” imbuhnya. Program ini berlanjut pada tahun 2013 dengan sasaran 150 siswa yang dialokasikan sebesar Rp. 3,3 milyar. Selain di SMKN 1 Denpasar, mulai tahun 2013, Pemprov Bali juga memberi beasiswa penuh bagi 90 siswa tamatan SMP dari keluarga kurang mampu yang berprestasi untuk sekolah di SMKN se-Bali, dengan total anggaran mencapai Rp. 1,98 milyar.

Selain itu, Pemprov juga memberi kesempatan bagi putra putri terbaik Bali—khususnya dari keluarga kurang mampu–, untuk mendapat pendidikan secara gratis di SMAN Bali Mandara yang berlokasi di Kubutambahan, Buleleng. Di sekolah rintisan Pemprov Bali ini, para siswa yang memiliki prestasi akademik dan berasal dari keluarga kurang mampu bisa mengenyam pendidikan dengan kurikulum berstandar internasional.

Masih menyasar masyarakat kurang mampu, sepanjang tahun 2009-2012 Pemprov Bali juga menggelontor beasiswa untuk 11 ribu anak SD dengan total dana mencapai Rp, 6,6 milyar. Sementara untuk jenjang SMP, Pemprov Bali telah membantu 11.241 siswa  dengan dana sebesar Rp. 9,7 milyar, beasiswa miskin untuk 6,616 siswa jenjang SMA sebesar Rp. 7,3 milyar dan untuk 8.901 siswa miskin jenjang SMK sebesar Rp. 9,9 milyar. Pada tahun 2013, Pemprov Bali membuat sebuah terobosan baru yaitu meluncurkan Kartu Beasiswa Miskin (KBM) bagi siswa SD hingga SMA/SMK se-Bali yang berasal dari keluarga kurang mampu. Untuk program ini, Pemprov Bali mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 128,92 milyar lebih bagi 104.605 siswa kurang mampu mulai dari tingkat SD,SMP,SMA/SMK yang tersebar di seluruh Bali. Dengan pola KBM, bantuan disalurkan melalui rekening sekolah, selanjutnya diberikan kepada siswa yang berhak serta total dimanfaatkan untuk kebutuhan siswa yang bersangkutan.

Meningkat pada jenjang mahasiswa, pada tahun 2012 Pemprov Bali merealisasikan beasiswa miskin bagi 450 orang untuk kuliah di fakultas langka peminat dengan total anggaran mencapai Rp. 900 juta. Yang lebih menarik, Pemprov memberikan kesempatan bagi siswa miskin berprestasi untuk menyenyam pendidikan di Fakultas Kedokteran UNUD. Hingga saat ini Pemprov telah membiayai 10 orang dengan total anggaran Rp.500 juta.

Selain atensi pada siswa dari keluarga kurang mampu, Pemprov Bali juga mengalokasikan dana BOP SMA/SMK. Dalam kurun waktu empat tahun (2009-2012) Pemprov Bali telah menyalurkan BOP bagi 234.365 orang siswa SMA baik negeri maupun swasta di seluruh Bali, dengan total dana sebesar Rp. 93,7 milyar. Perhitungannya, tambah Teneng, tiap siswa SMA se-Bali mendapat dana BOP sebesar Rp. 400 ribu. Sementara untuk siswa SMK se-Bali, Pemprov menyalurkan BOP sebesar Rp. 95,8 milyar untuk membiayai 191.555 siswa, masing-masing mendapat Rp. 500 ribu.. Sementara pada jenjang SD dan SMP, Pemprov mengalokasikan dana pendampingi BOS. Untuk SD sebesar Rp. 32,8 milyar yang dialokasikan bagi 1.311.140 orang siswa dan SMP sebesar Rp. 26,5 milyar untuk 529.797 siswa.

Masih dalam bidang pendidikan, Pemprov juga memberi perhatian pada peningkatan kualitas sarana belajar mengajar. Bantuan yang diberikan berupa pengembangan SMK kecil yang tersebar di Bangli, Klungkung dan Karangasem senilai Rp. 5,8 milyar, pembangunan ruang kelas pada SD Filial senilai Rp. 840,3  juta dan pembangunan USB SD Kecil di Munti Gunung senilai Rp. 754,8 juga. Lebih dari itu, Pemprov juga memberi perhatian pada upaya meningkatan SDM tenaga pengajar melalui kegiatan magang dan peningkatan life skill. DP-MB