Denpasar (Metrobali.com)-

Seniman Bali mengampanyekan gerakan antikorupsi lewat musik rok, baik di panggung terbuka maupun dengan merilis album secara independen atau “indie”, seperti yang dilakukan Navicula.

“Saat ini kami sedang menggarap album berjudul ‘Frekuensi Perangkap Tikus’ dengan menggandeng band indie dari luar Bali yang temanya tentang korupsi,” kata Robi, vokalis Navicula, di Denpasar, Sabtu (19/10).

Pada awal tahun ini, Navicula bekerja sama dengan “Indonesian Corruption Watch” (ICW) menggelar konser sekaligus mengampanyekan gerakan antikorupsi di Denpasar.

“Kebetulan pada saat itu kami juga menciptakan lagu berjudul ‘Mafia Hukum’ yang mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat,” kata Robi.

Ia menyayangkan maraknya kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara. “Korupsi sudah mendarah daging dan ada di semua level termasuk di masyarakat. Sementara pemerintah adalah orang tua bagi rakyatnya. Jika pemerintah korup, bagaimana dengan rakyatnya?” ujarnya.

Oleh sebab itu, dia ingin berjuang melawan korupsi melalui karya seni. “Sebelum ada kasus korupsi di MK, kami sudah menciptakan lagu tentang korupsi,” ujarnya.

Ia berharap pemberantasan korupsi di Indonesia bisa lebih maksimal sehingga bisa mewujudkan bangsa yang lebih baik. “Kami lebih banyak mengangkat isu lingkungan dan masalah sosial dalam setiap lirik lagu,” ujarnya. AN-MB