ban ki moon 2

PBB, New York (Metrobali.com)-

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Kamis (10/7) memperingatkan mengenai “resiko peningkatan habis-habisan situasi di Israel dan jalur Gaza’, dan mendesak Israel serta Palestina agar menemukan dasar bagi kembalinya ketenangan.

“Kita sekarang sudah beberapa hari memasuk peningkatan berbahaya di Jalur Gaza dan sekitarnya,” kata Ban dalam satu pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB yang ia serukan mengenai Timur Tengah.

Selama beberapa hari belakangan, faksi Palestina –HAMAS dan Jihad Islam– telah menembakkan lebih dari 550 roket dan bom mortir dari Jalur Gaza ke dalam wilayah Israel, dan Pasukan Pertahanan Israel telah melancarkan lebih dari 500 serangan udara ke Jalur Gaza, kata Ban.

“Hari ini, kita menghadapi resiko peningkatan habis-habisan di Israel dan Jalur Gaza, dengan ancaman serangan darat masih membayang jelas — dan dapat dicegah,” kata pemimpin PBB tersebut. Ia menambahkan, “Sekarang keadaa lebih mendesak daripada sebelumnya untuk berusaha mengembalikan ketenangan dan pemahaman gencatan senjata.” Warga sipil membayar harga bagi berlanjutnya konflik, kata Ban. ia menyatakan bahwa “keprihatinan besarnya ialah keselamatan dan kesejahteraan semua warga sipil, tak peduli di mana mereka berada.” “Penggunaan kekuatan secara berlebihan dan membahayakan nyawa warga sipil juga tak bisa ditolerir,” kanya. “Tak bisa diterima bahwa warga sipil di kedua pihak selamanya hidup dalam ketakutan terhadap serangan udara berikutnya.” Pemimpin PBB tersebut mengatakan ia telah mengadakan kontak dengan para pemimpin dunia, termasuK Raja Arab Saudi, Amir Qatar, Presiden Mesir, pemimpin Negara Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat serta Wakil Tinggi Uni Eropa.

“Saya juga telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel (Benjamin) Netanyahu dan Presiden Palestina (Mahmoud) Abbas,” kata Ban, sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. “Saya menyeru kedua pihak agar menahan diri sekutar mungkin, memperlihatkan kenegarawan dan mempertimbangkan resiko peningkatan lebih lanjut.” Sekretaris Jenderal PBB itu menyebut situasi saat ini sebagai salah satu uji-coba paling kritis yang dihadapi wilayah tersebut selama beberapa tahun belakangan. Ban mengatakan, “Lebih dari sebelumnya, situasi ini memerlukan gagasan kreatif dan pemikian yang berani. Kita harus berjuang untuk memulihkan, bukan hanya ketenagan hari ini, tapi juga garis politik buat besok.” Ia mendesak semua pihak terkait, mitra regional dan masyarakat internasional agar melakukan apa saja yang mungkin untuk melanjutkan perundingan yang berarti ke arah penyelesaian dua-negara yang layak.” Ketegangan telah meningkat di wilayah itu sejak Israel melancarkan penindasan besar-besaran terhadap HAMAS di Tepi Barat Sungai Jordan untuk mencari tiga remaja Yahudi yang “diculik dan dibunuh oleh tersangkan gerilyawan Palestina” pada Juni.

Tak lama setelah itu, ekstremis Yahudi menculik, menyiksa, dan membunuh seorang remaja Palestina dalam tindakan yang diduga sebagai pembunuhan balas dendam, sehingga meningkatkan permusuhan dan bentrokan.

Hingga Kamis sore, Angkatan Udara Israel melancarkan sebanyak 800 sasaran di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 80 orang Palestina, termasuk 22 anak kecil, 15 perempuan dan 12 orang tua, demikian laporan sumber medis Palestina. Lebih dari 500 orang cedera dalam serangan. AN-MB