Sean Gelael - Action2-3

London, Inggris (Metrobali.com)-

Tidak ada istirahat bagi Sean Gelael. Setelah menyelesaikan balapan di Silverstone dengan hasil memuaskan karena untuk kedua kalinya mampu memperoleh poin di Kejuaraan Formula Renault 3.5, pebalap Indonesia ini langsung menuju ke salah satu sirkuit terkenal di Jerman, Nurburgring, untuk menjalani putaran berikutnya akhir pekan ini.

 Nurburgring, sebuah sirkuit luar biasa yang pada awalnya dibangun sepanjang 22 kilometer pada tahun 1920, telah banyak mengalami perubahan saat menjadi tuan rumah Formula 1 tahun 1984. Sirkuit yang baru dan modern ini terdiri dari lintasan panjang, serta radius tikungan yang konsisten, yang tidak hanya menuntut presisi seorang pebalap yang prima, tetapi juga pengendalian mobil yang baik.

 Oleh karena itu, Sean harus mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk mendapatkan poin di sirkuit yang sulit ditaklukan ini, dan juga akan mengalami tekanan untuk memberikan masukan yang tepat kepada race engineernya dari Tim Jagonya Ayam with Carlin, Marcus Koch, saat sesi latihan bebas, supaya performanya di sesi kualifikasi dan balapan dapat maksimal.

 Marcus Koch yang berasal dari Australia, sebenarnya adalah seorang pebalap muda dengan karir menjanjikan pada tahun 80an, yang lalu pindah ke Inggris untuk meningkatkan karirnya. Tetapi seperti banyak lainnya, ambisi membalapnya kandas karena kekurangan dana, dan tak lama kemudian Koch beralih karir menjadi engineer, pekerjaan yang sudah dijalaninya selama 25 tahun, termasuk saat ia membantu pebalap Rusia Mikhail Aleshin menjadi Juara Formula Renault 3.5 tahun 2010 bersama tim Carlin.

 Mobil Formula Renault 3.5 seperti yang dikendarai Sean, semuanya menggunakan chasis Dallara yang identik, tetapi menurut Koch hal tersebut tidak mengurangi tantangan yang ada. “Kurang lebih sama seperti mobil formula, dimana anda diberikan sebuah paket dan anda harus bekerja untuk mensetupnya. Ada kemungkinan yang tidak terbatas yang bisa anda lakukan pada cambers (sudut roda pada permukaan lintasan), casters (jarak perpindahan sudut sumbu vertikal suspensi roda mobil), springs (pegas) dan dampers (peredam). Mobil ini memiliki paket aerodinamis yang sangat baik, memiliki gaya downforce yang besar tetapi juga memiliki  banyak tantangan untuk membuatnya bekerja seefisien mungkin.”

 Tentu saja memaksimalkan downforce dengan setingan sayap mobil dapat mengurangi aerodinamika sebuah kendaraan dan membuat anda lambat di lintasan lurus. “Membuat mobil lambat di tikungan dan memiliki efisiensi areodinamis di lintasan lurus merupakan dua hal yang bertentangan,” lanjut Koch, “jadi anda tidak bisa hanya terpaku pada downforce. Bagaimana kerja suspensi dan ketinggian kendaraan juga sangat penting.”

 Sesi kualifikasi dan balapan adalah dua disiplin yang berbeda secara engineering. “Anda membutuhkan ban Michelin anda berfungsi maksimal dengan cepat di sesi kualifikasi untuk mendapatkan hasil yang baik,” kata Koch. “Juga drag-reduction system (DRS, dimana si pebalap menekan tombol untuk merubah setingan sayap belakang untuk meningkatkan kecepatan) beroperasi penuh selama sesi kualifikasi sehingga mobil diseting untuk bisa melakukan itu. Saat balapan, seorang pebalap hanya diperkenankan mempergunakan DRS sebanyak delapan kali, jadi kami harus mensetting kendaraan untuk memperoleh aerodinamika penuh, dan juga harus memperhatikan ban.”

 Dan bagaimana pendapat seorang Marcus Koch tentang kemajuan Sean di musim pertamanya pada Kejuaraan Formula Renault 3.5? “Sean adalah seorang pebalap yang sangat kompetitif dan itu membuatnya kritis terhadap dirinya sendiri, jadi dia selalu ingin melakukan yang lebih baik,” jelas Koch. “Setiap pebalap sering tidak sabar apabila berhubungan dengan hasil, tetapi Sean melakukannya dengan sangat baik, dan sekarang dia sudah mulai secara teratur masuk dalam 10 besar, dimana dia seharusnya berada. Selain itu, dia juga cukup baik memberikan masukan mengenai performa kendaraan, sehingga membuat pekerjaan saya menjadi lebih mudah.”

 Dan itu adalah hal yang kritikal di Nurburgring akhir pekan ini, dimana Sean Gelael akan berjuang untuk mendapatkan poin ketiganya dalam karir Formula Renault 3.5nya, hanya dalam tujuh kesempatan.

 Untuk informasi lebih lanjut mengenai sepak terjang Sean Gelael di ajang World Series by Renault, GP2 dan Formula 3 serta update-update lainnya dari Sean, silahkan follow akun Twitter resmi Sean Gelael di @IDSeanGP dan fan page Facebook resmi Sean Gelael di  https://www.facebook.com/IDSeanGP serta www.sean-gelael.com. RED-MB