Foto : Pelepasan pengiriman kakao dilakukan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang bersama Bupati Jembrana I Putu Artha dan Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan di Gedung Kesenian Bung Karno, Kamis (6/9).

Jembrana (Metrobali.com)-

Kakao Fermentasi Kabupaten Jembrana diakui dunia. Buktinya, sebanyak 11 ton kakao fermentasi dikirim kesejumlah buyer (pembeli), baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Dari jumlah tersebut, 7 ton dikirim ke luar negeri diantaranya satu kontainer dengan isian 5 ton dikirim ke pabrik coklat Valrhona di Perancis dan 2 ton dikirim ke AKP Organic dari Jepang. Sedangkan sisanya dikirim kesejumlah pasar nasional dan lokal Bali.

Pelepasan pengiriman kakao dilakukan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang bersama Bupati Jembrana I Putu Artha dan Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan di Gedung Kesenian Bung Karno, Kamis (6/9).

Agung Widi dari Yayasan Kalimajari mengatakan kakao fermentasi yang dikirim merupakan hasil dari 38 Subak Abian di Jembrana dibawah naungan Koperasi Kerta Samaya Samania yangm dibina Pemkab Jembrana. “Pengiriman ini membuktikan bahwa biji kakao fermentasi memiliki pangsa pasar” ujarnya.

Julien Desmedt, perwakilan buyer Valrhona dari Perancis mengaku tertarik dengan kakao Jembrana karena memiliki rasa yang unik dan aroma yang khas dibanding kakao didaerah lain setelah sempat berkeliling Indonesia di tahun 2013. “Potensi kakao Jembrana sangat besar. Saya berharap akan ada peremajaan sehingga produktivitasnya terus meningkat” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Jembrana I Putu Artha menyambut baik dengan dicanangkannya program kakao lestari yang sudah berlangsung hampir delapan tahun ini. “Petani saat ini merasakan hasilnya. Mereka sudah mulai bangkit dan bergairah untuk mengelola usaha tani kakaonya yang endingnya dapat kita lihat hari ini kakao Jembrana sudah merambah dunia internasional” jelasnya.

Pelepasan kakao lanjutnya, merupakan pembuktian bahwa pasar kakao fermentasi premium itu ada dan nyata. Untuk itu semua pihak diharapkan dapat bersinergi sehingga jerih payah para petai kakao dapat semakin dihargai dengan adanya kepastian dari buyer.

Disisi lain, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang mengaku bangga dengan Jembrana karena sudah menjadi contoh kakao fermentasi secara nasional. “Jembrana bisa menjadi jendela masa depan kakao. Perjuangan perwujudan kakao fermentasi secara nasional bisa dimulai dari Jembrana” ujarnya.

Jembrana lanjutnya, memiliki potensi yang sangat besar. Terlebih petani kakao di Jembrana sangat rajin. Selanjutnya ia berharap petani bisa mengembangkan jenis kakao mulia yang harganya 4 hingga 5 kali lipat lebih tinggi.

Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan MoU dengan buyer Perancis, lokal dan nasional. Kegiatan yang dihadiri Ketua Dewan Kakao, Dirut Puslit Kakao Indonesia, Perwakilan Kedutaan Belanda untuk Indonesia dan pengurus Koperasi Koperasi Kerta Samaya Samania ini diakhiri dengan minum coklat bersama-sama.

Pewarta : Komang Tole

Editor : Whraspati Radha