Jembrana (Metrobali.com)

 

Sebuah rumah permanen di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo nyaris ludes terbakar, Kamis (28/12/2023) dini hari. Beruntung, api dapat dengan segera dipadamkan sehingga tidak meluas.

Musibah kebakaran terjadi dari informasi sekitar pukul 01.00. Saat kejadian rumah dalam kondisi kosong. Pemilik rumah Dewa Putu Cita L (44) ketika itu berada di rumah orang tuanya sekitar 200 meter dari lokasi kejadian.

Berawal pada Rabu (27/12/2023) sekitar pukul 20.00 bertepatan dengan hari suci Purnama, istri korban melakukan persembahyangan di Pelangkiran salah satu kamar tidur di rumah tersebut.

Setelah selesai melakukan persembahyangan kemudian kembali ke rumah orang tuanya sekitar 200 meter dari tempat kejadian (rumah korban). Kemudian pada Kamis (28/12/2023) dini hari, korban dihubungi salah seorang tetangganya dan memberitahu bahwa rumahnya terbakar.

Mendapat kabar tersebut, korban langsung menuju ke rumahnya. Setiba di lokasi korban melihat api sudah besar membakar barang-barang di kamar miliknya.

Korban dibantu warga sekitar berusaha memadamkan api, sedangkan warga lainnya menghubungi petugas pemadam kebakaran (Damkar) Pemkab Jembrana.

Api berhasil dipadankan sehingga tidak meluas setelah 4 unit kendaraan Damkar tiba di lokasi. Dari kejadian itu, korban diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp.10 juta. Musibah kebakaran diduga dipicu api dari sisa dupa yang jatuh ke tempat tidur.

Kapolsek Mendoyo Kompol I Putu Suarmadi seizin sis Kapolres Jembrana, Kamis (28/12/2023), membenarkan kejadian tersebut. “Yang terbakar kamar yang ditempati korban,” ujarnya.

Dari keterangan korban, lanjutnya, korban bersama keluarganya selama ini tinggal di Denpasar. Dan korban datang (pulang) pada Selasa (26/12/2023) lalu. “Ketika pulang, korban tidur di rumah orang tuanya sekitar 200 meter dari rumahnya. Jadi saat kejadian kondisi rumah kosong,” terangnya.

Sebelum kejadian, kata Kapolsek, dari keterangan korban, bahwa istri korban sempat melakukan persembahyangan di rumahnya termasuk di dalam kamar milik korban. “Api diperkirakan dari sisa dupa yang jatuh di tempat tidur. Karena dibawah Pelangkiran ada dua tempat tidur, tapi masih kita dalami,” terangnya. (Komang Tole).