Foto: Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) mengucapkan Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021.

Jembrana (Metrobali.com)-

Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) mengingatkan geliat pembangunan dan aktivitas ekonomi jangan sampai merusak dan mengorbankan lingkungan.

Begitu pula adanya adanya rencana penggunaan kawasan hutan seluas 64 hektar di kawasan Taman Nasional Bali Barat menjadi bagian rencana lokasi pembangunan bandara baru di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, harus dikaji ulang secara serius dampaknya terhadap kerusakan lingkungan dan terganggunya keseimbangan ekosistem.

Hal ini disampaikan wakil rakyat asal Bali yang akrab disapa Gus Adhi ini sebagai sebuah refleksi dan kontemplasi memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 yang jatuh pada 5 Juni 2021 hari ini.

“Kita harus berpikir jernih untuk menjaga alam lingkungan Bali dari ancaman kerusakan,” tegas Gus Adhi, Sabtu (5/6/2021) ditemui di sela-sela menyerahkan 700 paket ikan segar kepada masyarakat di Kabupaten Jembrana, Jumat (4/6/2021) di sejumlah titik di Jembrana.

Saat kembali disinggung ada ancaman kerusakan lingkungan yang lebih parah dan hilangnya keseimbangan ekosistem jika rencana pembangunan Bandara Bali Utara dipaksakan mencaplok dan mengorbankan kawasan hutan lindung di Taman Nasional Bali Barat, Gus Adhi mengaku sedih.

Gus Adhi menegaskan dirinya tetap tidak rela kawasan hutan lindung di Taman Nasional Bali Barat berkurang sejengkal pun. Bahkan ia terus berjuang agar rencana pembangunan Bandara Bali Utara jangan sampai mengorbankan kawasan ini yang menjadi habitat tempat hidup bagi satwa dan tanaman langka, salah satunya satwa langka kebanggaan Bali yakni Jalak Bali.

“Saya sudah melakukan lobi dan mengajak Anggota Komisi IV DPR RI ke Taman Nasional Bali Barat. Saya tetap meminta agar pemerintah provinsi Bali mengurungkan niatnya membangun bandara di Taman Nasional Bali Barat atau yang memakan areal Taman Nasional Bali Barat,” kata Gus Adhi yang sebelumnya bertugas di Komisi IV DPR RI membidangi lingkungan hidup, pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan ini dan kini bertugas di Komisi II DPR RI.

Dengan semangat Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, Gus Adhi mengajak mengobarkan spirit membangun hutan kita agar lebih baik lagi. “Ada 455 jenis satwa di situ (Taman Nasional Bali Barat) yang harus kita jaga dengan baik. Fungsi hutannya kita tingkatkan dan jangan kita ubah fungsinya, sehingga bisa jadi sumber kebanggaan bagi kehidupan di Bali,” tegas Anggota Komisi II DPR RI ini.

Ia pun kembali menegaskan sejengkal pun kawasan hutan tidak boleh berkurang. “Pembangunan bandara jangan sampai merusak alam dan merambah hutan. Saya sebagai masyarakat Bali tidak setuju hutan berkurang sejengkalpun, malahan harus ditambah luasan hutan kita,” tegas Gus Adhi.

Anggota DPR RI dua periode ini merasa khawatir ekosistem di Taman Nasional Bali Barat ini akan terganggu jika dijadikan lokasi bandara baru. Satwa liar dan satwa langkah di dalamnya seperti curik Bali dikhawatirkan akan punah ketika habitat aslinya terganggu.

“Ada ratusan jenis satwa liar di Taman Nasional Bali Barat ini dan yang paling membanggakan curik Bali. Jangan sampai dengan adanya bandara, curik Bali hanya ada di rumah rumah penduduk, di rumahnya sendiri di hutan di taman nasional ini tidak ada lagi,” urai Gus Adhi.

Gus Adhi pun berharap kepada kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup tetap mempertahankan keutuhan kawasan hutan Taman Nasional Bali Barat berikut dengan kelestarian ekosistem di dalamnya.

“Janganlah muda lepaskan kawasan hutan, fungsi kehutanan harus dipertahankan. Kita tidak rela kawasan hutan kita hilang lagi 64 hektar belum lagi ada 445 jenis satwa yang harus kita amankan,” ujar Gus Adhi yang juga Ketua Depidar SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Provinsi Bali ini.

Lebih lanjut Gus Adhi mengajak kita semua memaknai peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 yang mengangkat tema Restorasi Ekosistem dan fokus pada pengaturan ulang hubungan manusia dengan alam, sebagai panggilan untuk kembali mencinta alam, kembali menguatkan harmonisasi hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia dan sang pencipta sesuai filosofi Tri Hita Karana.

“Ini saatnya kita kembali memperhatikan lingkungan kita, pertanian kita, hutan, laut dengan baik dan semua sumber-sumber atau pundi-pundi kehidupan kita,” urai Gus Adhi yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI ini.

“Jadi lingkungan hidup adalah sumber kehidupan. Jika kita salah mengelola lingkungan hidup maka kehidupan juga akan akan musnah,” sambung Anggota DPR RI dua periode ini

Saat disinggung mengenai berbagai kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di Bali, Gus Adhi kembali menegaskan dan mengingatkan agar kita kembali ke alam. Restorasi alam artinya kembali mencintai dan menjaga alam.

“Saatnya kita kembali ke alam, memperhatikan alam, melakukan pembenahan kepada alam, merawat alam dengan baik sehingga alam ini serapan airnya bagus sehingga pertanian akan bagus,” ajak politisi Golkar asal Kerobokan Badung ini. (wid)