Foto : Para inisiator dan panitia Suksma Bali usai rapat persiapan program ini di Hotel Sovereign Kuta, Rabu (1/8/2018).

 

Denpasar (Metrobali.com)-

Pariwisata Bali yang berakar pada adat budaya Bali menjadi motor penggerak perekonomian di Pulau Dewata bahkan Indonesia. Bali menjadi “rumah besar” yang menghidupkan jutaan orang maka sudah sepatutnya ada ungkapan rasa terima kasih dan upaya riil berkontribusi menjaga alam lingkungan, adat budaya, manusia Bali dan juga nilai-nilai spiritualitas Bali.

Berangkat dari kesadaran itu elemen masyarakat yang tergabung dalam Paiketan Krama Bali mengeksekusi gerakan Suksma Bali yang lahir dari aspirasi berbagai komponen masyarakat termasuk pelaku usaha di berbagai bidang. “Suksma Bali merupakan sebuah kejiwaan dan aksi merefleksikan terima kasih dan penghargaan kita kepada Bali tercinta tempat bersama dianugerahkan kehidupan,” kata  Ketua SC (Steering Commite) Suksma Bali Ida Rsi Waisnawa Agni Budha Wisesanatha didampingi Penasehat Suksma Bali I Made Ramia Adnyana S.E.,M.M., CHA., dan Ketua Umum Suksma Bali I Made Yoga Iswara,BBA,BBM,MM,CHA., usai rapat persiapan program ini di Hotel Sovereign Kuta, Rabu (1/8/2018).

 

Dikatakan, Bali adalah  pulau kecil  namun  tidak bermakna  kecil bagi  masyarakat   Bali dan Indonesia. Eksistensi Bali mampu memberikan  kehidupan  kepada masyarakatnya. Belum lagi berbicara secara hakekat keberadaan Bali secara spiritual di kosmik ini dipercaya merupakan tempat kunci bagi bumi pertiwi.

 

Selain pertanian, perdagangan umum, pariwisata adalah sumber  penggerak kehidupan masyarakat Bali. Pariwisata Bali  eksis karena keunikan budaya masyarakat Bali  dan dirasakan faktanya karena taksu tanah Bali yang sakral. Industri pariwisata  menjadi hulu bagi bisnis-bisnis lainnya termasuk pula menjadi hulu bagi destinasi pariwisata lainnya di Indonesia.

 

Keberadaan budaya Bali yang menjadi daya tarik pariwisata Bali adalah kunci strategis yang patut dihargai. Oleh karena itu  industri pariwisata harus terlibat ikut serta melestarikannya, sehingga tercipta ajeg Bali dan industri pariwisata yang berkelanjutan.

 

Saat ini sudah cukup banyak refleksi rasa syukur dan terima kasih kepada  Bali dalam berbagai manifestasinya di masyarakat. Namun dirasakan masih  belum cukup  pantas dan selaras dengan besarnya masyarakat yang diberikan oleh  Bali kepada kita semua. Berdasarkan aspirasi itu, Paiketan Krama Bali mengambil inisiatif untuk mewujudkan sebuah karya nyata dengan harapan semua stakeholder dapat mengekspresikan  terima kasihnya  lebih rekat secara kejiwaan dan lebih kongkrit secara kekiniannya.

 

Gerakan Suksma Bali dirancang menjadi acara tahunan tetap dan diharapkan ke depan bisa menjadi tradisi tambahan bagi masyarakat khususnya di kalangan industri pariwisata maupun non pariwisata.  Suksma Bali diharapkan dapat menciptakan kebersamaan yang lebih kuat sesama warga Bali dari berbagai elemen.

 

Melalui Suksma Bali, pelaku usaha (pariwisata, pertanian, pendidikan, perdagangan dll) diharapkan menjadi semakin akrab dan  lebih ramah serta dekat dengan masyarakat.

Dengan Suksma Bali para pelaku usaha tersebut beserta stakeholder terkait diharapkan selalu sadar akan fungsi strategis dan peran budaya Bali.

 

“Suksma Bali adalah manifestasi refleksi dukungan kepada budaya, lingkungan dan lapisan masyarakat Bali. Dengan gerakan Suksma Bali yang berkesinambungan diharapkan tercipta destinasi Bali yang semakin berkualitas dan berkelanjutan,” kata Ida Rsi.

 

Suksma Bali dirancang sebagai bentuk wujud syukur terhadap tiga elemen kehidupan sesuai filosofi Tri Hita Karana yakni Parahyangan, Palemahan dan Pawongan. Jadi berbagai kegiatan Suksma Bali nanti dalam bentuk suksma kepada Tuhan, suksma kepada alam Bali dan suksma kepada manusia Bali.

 

Ada sejumlah kegiatan yang akan digelar tahun ini yakni Simposium, Charity Dinner dan Suksma Bali Award.  Simposium ini nantinya menggali masukan seluruh stakeholder pariwisata tentang bagaimana membuat Bali lebih baik sehingga terjalin juga komunikasi yang lebih intensif.

 

Sementara Charity Dinner akan mengundang para dermawan dari pelaku usaha dan pejabat di Bali. Ditargetkan minimal 1.000 orang hadir di BNDCC Nusa Dua pada 15 Desember 2018 ini. Acara ini juga dirangkai dengan Suksma Bali Award  yang memberikan penghargaan kepada para tokoh yang berjasa pada Bali dalam berbagai bidang.

 

Pewarta : Widana Daud

Editor : Whraspati Radha