Foto: Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali, Komang Gede Subudi.

Denpasar (Metrobali.com)-

Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali menganggap tahun 2021 menjadi tahun yang manis bagi upaya pelestarian lingkungan Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster. Ada sejumlah momen penting dan krusial yang menjadi tonggak sejarah untuk penguatan peradaban lingkungan Bali.

Dua diantaranya yang juga sangat berkaitan erat adalah diluncurkannya Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, dan Sejahtera yang diyakini akan memperkuat posisi Bali sebagai salah satu daerah yang serius mewujudkan green economy atau ekonomi hijau serta Bali menjadi tuan rumah pelaksanaan KTT G20 pada tahun 2022 mendatang dimana sejumlah persiapan telah dilakukan sejak tahun 2021 ini.

Di sisi lain Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan Ekonomi Kerthi Bali akan mulai diimplementasikan pada tahun 2022 dan yang menjadi kebanggaan pula kaitannya dengan lingkungan bahwa kawasan hutan mangrove di Tahura Bali akan ditampilkan menjadi salah satu venue kunjungan KTT G20.

“Tahun 2021 ini menjadi tonggak penting bagi peradaban lingkungan Bali dan menyongsong tahun 2022 kita harus perkuat peradaban hijau, ekonomi hijau Bali Era Baru terlebih kita Bali menjadi tempat tuan rumah KTT G20 yang mengangkat dua isu utama yakni UMKM dan lingkungan khususnya terkait memitigasi perubahan iklim,” kata Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali, Komang Gede Subudi ditemui di Denpasar, Sabtu (25/12/2021).

Sebagai bagian refleksi akhir tahun 2021 di sektor lingkungan, BIPPLH mencatat dan menilai sudah ada upaya serius untuk perbaikan kualitas lingkungan di Bali dari tahun ke tahun khususnya di tahun 2021 dimana pemerintah juga masih berjibaku menangani pandemi Covid-19 baik dari sisi kesehatan maupun pemulihan ekonomi. “Saya melihat ada perbaikan pengelolaan lingkungan,” tegas Subudi yang juga Wakil Ketua Umum (Waketum) Kadin Bali Bidang Lingkungan Hidup ini.

Ia lantas merinci gambaran umum kondisi lingkungan Bali dari ujung timur Pulau Bali yakni Kabupaten Karangasem. Misalnya terkait kondisi galian C sudah mulai ada penataan dan perbaikan di era kepemimpinan Bupati Gede Dana. “Sebelumnya disana sini kita lihat kerusakan yang begitu parah di areal galian C. Tapi sekarang sudah mulai ditata. Ini berita gembira bagi pegiat lingkungan seperti kami di BIPPLH ini,” terang Subudi.

Berlanjut mengenai penanganan abrasi, BIPPLH menilai kondisinya juga sudah membaik. “Kerusakan abrasi di bibir pantai lebih mengecil, begitu juga rob tidak banyak kita temukan tahun ini,” ujar Subudi yang juga merupakan CEO Pasifik Group-Bali, NTT, NTB (perusahaan yang sangat konsern pada investasi berbasis pelestarian lingkungan).

Sementara itu laju alih fungsi dinilai melambat di masa pandemi mungkin karena efek lesunya sektor pariwisata dan property yang terkena imbas pandemi. “Mudahan-mudahan setelah pandemi alih fungsi lahan tidak marak lagi, kerusakan lahan-lahan produktif agar bisa diminimalkan dan tidak seekstrem sebelum pandemi,” harapnya.

Dikatakan lingkungan dan juga sektor pertanian yang ramah lingkungan akan menjadi primadona yang menyelamatkan perekonomia Bali yang sejalan dengan konsep dan spirit Ekonomi Kerthi Bali yang menempatkan pertanian menjadi salah satu sektor unggulan dan diberikan prioritas serta perhatian lebih. “Pertanian ramah lingkungan modal kuat kita mewujudkan Bali Go Green dan ekonomi hijau. Saya konsern terhadap pertanian dan menolak keras alih fungsi lahan pertanian untuk perumahan atau fungsi yang lainnya,” tegas Subudi yang juga merupakan Ketua Dewan Penasehat HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) Bali versi Prabowo Subianto.

Dengan kondisi lingkungan Bali yang membaik, BIPPLH menilai Gubernur Bali Wayan Koster telah berhasil mewujudkan visi pembangunan Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan mencanangkan pilar-pilar yang kuat untuk mengimplementasikan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, dan Sejahtera guna mewujudkan green economy atau ekonomi hijau di Pulau Dewata. Kondisi lingkungan Bali yang membaik juga modal kuat Bali dan Indonesia umumnya sukses menjadi tuan rumah pelaksanaan KTT G20 pada tahun 2022 mendatang.

“Kami di BIPPLH memberikan apresiasi kepada Pak Gubernur dan kami siap mendukung serta mengawal implementasi Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali dan ikut mensukseskan KTT G20 di Bali tahun 2022,” tegas Subudi yang sebelumnya merupakan pengusaha tambang sukses di Kalimantan dan kini mengabdikan diri di tanah kelahirannya di Bali untuk mengawal pelestarian alam lingkungan Pulau Dewata.

Di sisi lain BIPPLH juga kembali menyinggung dan mengingatkan pembangunan di Pelindo III Benoa harus dikawal bersama-sama agar tidak terjadi pengerusakan lingkungan secara diam-diam. Karenanya BIPPLH telah itu mengawasi langsung pengembangan pembangunan di Pelabuhan Benoa agar sejalan dengan apa menjadi kesepatan Direktur Utama Pelindo III dengan Gubernur Bali.

“Kalau tidak on the track dan ada kerusakan kami siap melibas. Tapi kalau sudah sesuai kesepatan dengan Gubernur Bali kami mendukung sepenuhnya pembangunan di Pelindo Benoa,” pungkas Subudi Subudi yang juga penekun penyelamat heritage dan Pembina Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ), yayasan yang bergerak pada pelestarian situs ritus Bali ini. (wid)