dewi setyowati 1

Denpasar (Metrobali.com)-

Perbaikan perekonomian Amerika Serikat tidak sesuai harapan merupakan salah satu sebab realisasi ekspor aneka barang kerajinan dan nonmigas Bali mengalami perlambatan dari 19,96 persen (yoy) triwulan IV- 2014 menjadi 18,55 persen (yoy) pada triwulan I-2015.

“Meskipun tidak sebaik perkiraan sebelumnya, kinerja neraca perdagangan pada triwulan I-2015 menunjukkan kinerja yang cukup baik,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III, Bali dan Nusa Tenggara, Dewi Setyowati di Denpasar Selasa (16/6).

Dalam laporan statistik ekonomi keuangan daerah Provinsi Bali disebutkan bahwa, kondisi ini terjadi seiring dengan perkiraan perbaikan perekonomian Amerika Serikat yang tidak sebaik sebelumnya, sehingga peningkatan ekspor ke negara tujuan tersebut tidak setinggi perkiraan.

Perdagangan ekspor ke negeri Paman Sam tersebut tetap bertambah banyak walau jumlahnya tidak seperti yang diharapkan sebelumnya, seperti misalnya komoditas perikanan, pakaian jadi, perabotan rumah tangga yang dibuat unik dan antik serta barang kerajinan lainnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat bahwa konsuimen Amerika Serikat masih merupakan pembeli tertinggi yakni bernilai 38,8 juta dolar AS selama periode Januari-April 2015 atau naik hingga 5,5 persen dari periode yang sama 2014 hanya 36,8 juta dolar, menyusul Jepang seharga 16,5 juta dolar melorot hingga 34 persen.

Sementara Singapura yang ada diurutan ketiga pembeli terbanyak aneka barang kerajinan dan nonmigas Bali lainnya seharga 14 juta dolar selama Januari-April 2015 melorot dari periode yang sama sebelumnya 15,3 juta dolar.

Berdasarkan negara tujuan ekspor, Amerika Serikat masih mendominasi mencapai 19,34 persen, Australia 17,38 persen, serta Singapura 8,25 persen. Jika ditinjau berdasarkan pertumbuhannya, peningkatan ekspor ke Amerika, Australia, dan Singapora cenderung meningkat.

Kinerja neraca perdagangan pada awal 2015 menunjukkan kinerja yang cukup baik, dan kondisi tersebut seiring dengan depresiasi nilai tukar rupiah yang meningkatkan daya saing produk ekspor Provinsi Bali. AN-MB