Mangku dan Teneng

Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam jumpa pers yang dilaksanakan di Press Room Biro Humas Setda Provinsi Bali, Denpasar, Selasa (5/1).

Denpasar (Metrobali.com)-

Predikat yang diraih Bali sebagai pulau terindah kedua dunia versi majalah Travel + Leisure Amerika Serikat diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi pariwisata Bali.Hal ini diharapkan memotivasi Bali mampu menjadi salah satu destinasi wisata yang berkualitas (quality tourism) sehingga mampu menarik wisatawan – wisatawan yang berkualitas bukan sekedar pariwisata massal (mass tourism) seperti saat ini. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam jumpa pers yang dilaksanakan di Press Room Biro Humas Setda Provinsi Bali, Denpasar, Selasa (5/1).

“Bali itu seharusnya mampu menjadi destinasi pariwisata yang berkualitas, bukan pariwisata yang murah dan murahan,” tegas Pastika. Dengan pariwisata berkualitas Pasdtika berharap Bali mampu menarik minat wisatawan yang berkualitas pula, sehingga yang menjadi target dan sasaran kedepannya adalah kualitas dari wisatawannya bukan sekedar jumlah kunjungan.

Lebih lanjut disampaikan Pastika, di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini, masyarakat Bali harus mampu mencari peluang dan tantangan sehingga mampu untuk bersaing dengan negara – negara ASEAN yang lainnya. Lebih jauh, mewujudkan pariwisata berkualitas tersebut, menurut Pastika, masyarakat Bali harus mampu mengetahui kelebihan untuk dikembangkan dan kekurangan yang harus segera diperbaiki. “Bali memiliki banyak peluang, kita tidak boleh terlena dan diam saja, kita harus perbaiki kekurangan kita dan meningkatkan kualitas dari kelebihan yang kita miliki,” tegas Pastika.

Menurut Pastika Bali memiliki beberapa kelebihan yang mampu digunakan untuk bersaing diantaranya Bali sudah memiliki nama besar yang mampu dijadikan sebagai modal awal untuk berkembang, selain itu memiliki sumber daya yang baik inovatif dan cerdas yang harus benar – benar dimanfaatkan dengan baik serta alam Bali yang indah dengan iklim dan cuaca yang bersahabat.

Namun dibalik itu semua, Pastika juga tidak memungkiri bahwa Bali memiliki beberapa kelemahan yang harus benar – benar diperhatikan, seperti masalah sampah, kemacetan, masih banyak pramuwisata yang belum memiliki lisensi, dan pariwisata di Bali belum mampu memberikan government quality dan government price. “Melihat kondisi Bali saat ini, kita harus segera memperbaiki dan mengatasi apa yang menjadi permasalahan Bali saat ini tanpa mengganggu tatanan yang sudah ada saat ini,” jelas Pastika.

Di bagian lain, Pastika juga menyinggung sedikit tentang organisasi kemasyarakatan (ormas) yang ada di Bali, menurut Pastika ormas – ormas tersebut harus dibina dengan baik, mengingat mereka juga memiliki peran dalam memberikan dukungan kepada aparat keamanan dalam menjaga keamanan Bali. Pastika menegaskan seyogyanya keamanan tersebut harus dikendalikan sepenuhnya oleh aparat keamanan yakni Polisi. Begitu juga dengan para pecalang, menurutnya peran hanya berkaitan dengan urusan adat, jadi kurang tepat jika diberikan tugas seperti aparat keamanan.

Dalam acara konferensi pers di awal tahun 2016 tersebut, Gubernur Pastika juga turut didampingi oleh Plt. Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali Ketut Teneng. Sebelumnya para awak media diajak menyimak film dokumenter yang menceritakan investigasi Bom Bali I yang dipimpin langsung Made Mangku Pastika yang pada waktu itu sebagai ketua tim. AD-MB