Foto : Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bali periode 2003-2006, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra saat menjadi pembicara dalam  One Day Talkshow “Terobosan Memenangkan Ceruk Pasar Pariwisata di Era LeisureEconomy” yang digelar Ikatan Senior HIPMI (ISHI) Provinsi Bali di Hotel Aston Denpasar, Senin (11/6/2018).

 

Denpasar (Metrobali.com)-

Prilaku dan pola konsumsi masyarakat mulai bergeser dari goods-basedconsumption(barang) menjadi experience-basedconsumption(pengalaman). Kondisi ini mendorong lahirnya leisureeconomy atau ekonomi bersenang-senang.

Dalam praktiknya leisureeconomy ini juga sangat identik dengan pariwisata. Sebab kategori leisure seperti traveling, menginap di hotel, menonton film, konser musik, dan kuliner telah menjadi konsumsi gaya hidup sekarang ini dan lebih penting ketimbang kepemilikan barang.

Potensi leisureeconomy yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata di Bali juga sangat besar. Namun  Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bali periode 2003-2006, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mendorong pengembangan leisureeconomy di Bali harus mampu mendorong terwujudnya qualitytourism atau  pariwisata yang berkualitas berbasiskan budaya dan lingkungan (culturaltourism dan ecotourism).

“Kami dorong leisureeconomy di Bali agar mengarah ke qualitytourism,” tegas Rai Mantra saat menjadi pembicara dalam  One Day Talkshow “Terobosan Memenangkan Ceruk Pasar Pariwisata di Era LeisureEconomy” yang

digelar Ikatan Senior HIPMI – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia – (ISHI) Provinsi Bali bekerjasama sama dengan Bank Mandiri di Hotel Aston Denpasar, Senin (11/6/2018).

Rai Mantra mengatakan leisureeconomy ini bukan masalah HIPMI saja tapi semua pelaku usaha di Bali harus mampu menangkap peluang ini. Namun leisureeconomy bukan hal yang sederhana. Sebab pelaku usaha harus mampu memahami pergeseran prilaku dan pola konsumsi konsumen atau masyarakat. Dimana saat ini konsumsi lebih ke arah jasa untuk mengejar kesenangan dan pengalaman ketimbang membeli barang.

“Leisureeconomy intinya bagaimana konsumen mendapatkan feel, ada rasa, pengalaman yang berbeda. Fenomena ini harus digabungkan di Bali yang memang dominan dan domain bisnisnya adalah pariwisata. Namun yang dikembangkan adalah pariwisata budaya dan qualitytourism,” tegas Rai Mantra yang juga Calon Gubernur Bali nomor urut 2 itu.

Ia mencontohkan banyak aktivitas leisure yang bisa  mengarah pada qualitytourism. Misalnya wisatawan diajak melestarikan terumbu karang di destinasi wisata Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Selain dapat menikmati terumbu karang dan pemandangan alam bawah laut, wisatawan juga bisa berkontribusi melestarikan lingkungan. Maka dalam konteks itu aktivitas bisnis leisure mampu mendukung terjuwudnya pariwisata berkualitas dan ecotourism.

“Di Pemuteran, wisatawan bisa menanam terumbu karang. Lalu punya kenangan bagus dan akan kembali lagi. Tidak peduli berapa harganya, sepanjang mereka dapat pengalaman yang  mengesankan dan unik,” tutur Rai Mantra.

Contoh lain, imbuh Rai Mantra, Nusa Penida, Klungkung bisa dikembangkan dengan pendekatan ecotourism sehingga ada kombinasi bisnis leisure dan keinginan mewujudkan qualitytourism. “Nusa Penida akan jadi objek leisure luar biasa dengan ecotourism. Jadi leisure yang sifatnya qualitytourism bukan masstourism,” imbuh Rai Mantra yang dua periode menjabat Walikota Denpasar itu.

Selain Rai Mantra, acara ini menghadirkan sejumlah narasumber pakar di bidang ekonomi digital dan leisureeconomy (ekonomi bersenang-senang), pakar pariwisata serta senior-senior yang pernah menjabat pimpinan HIPMI Bali. Seperti  I.G.A Inda Yudha Ketua Umum HIPMI Bali periode 2013-2016,  I Ketut Sudikerta Mantan Pengurus BPD HIPMI Bali periode 2000-2003, I Ketut Sudikerta, Yuswohady Tim Co-BrandingKementrian Pariwisata, pakar blockchain Dr. WalterTonetto, Kevin WuFounderTripal.co serta pembicara lainnya. Acara ini dibuka Ketua Umum IHSI Bali yang juga Ketua Umum HIPMI Bali periode 2000-2003 I Gede SumarjayaLinggih alias Demer.

 

Pewarta : Widana Daud

Editor : Whraspati Radha