Gianyar, (Metrobali.com)-

Pandemi atau Gering Agung tidak boleh menghentikan kreativitas kita dalam bersastra. AAGN Ari Dwipayana, ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud menyampaikan bahwa justru di masa pandemi, kita akan memiliki momen untuk “mulat sarira”, melihat kembali apa yang tengah terjadi.

Untuk mendorong para penggiat sastra Bali kembali berkarya, Yayasan Puri Kauhan Ubud menyelenggarakan ajang ekspresi penulisan kreasi sastra yg bertajuk: SASTRA SARASWATI SEWANA, PAMARISUDDHA GERING AGUNG.

Ari menyebutkan kreasi karya sastra yg dilombakan antara lain sastra Bali Klasik berupa: Geguritan, Kidung, Kakawin dan Satua.

Selain sastra Bali klasik juga dilombakan Sastra Modern: cerpen dan puisi bebahasa Bali.

Semua karya sastra yg dilombakan harus karya otentik dengan mengambil tema Gering Agung atau Pandemi Covid-19.

Ajang kreasi ini bukan semata mata perlombaan tapi akan didahuiui dengan serangkaian workshop, baik sastra Bali klasik dan sastra Bali modern. Workshop melibatkan pengajar yg kompeten dan sekligus sebagai Dewan Juri lomba: I Dewa Gde Windhu Sancaya (Ketua), I Ketut Sumarta, I Wayan Suteja, Putu Eka Gunayasa, Mas Ruscitadewi, I Putu Supartika dan I Gde Agus Darma Putra.

Dewan Juri akan memilih 30 karya terbaik dalam 6 kategori untuk mendaparkan hadiah dana apresiasi dan piagam penghargaan.

Ari yang juga Koordinator Staf Khusus Presiden RI menyampaikan bahwa informasi lebih lanjut mengenai ketentuan lomba bisa dilihat di website: www.purikauhanubud.org.

Editor : Sutiawan