Foto: Pengurus DPW PSI Bali menerima audiensi dari PBI Bali di Kantor DPW PSI Bali pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Denpasar (Metrobali.com)-

Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali mendukung penuh Kampanye Kebaya Goes To UNESCO. Salah satu pakaian khas Indonesia ini akan didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.

PSI Bali khususnya mendukung Gerakan Wanita Berkebaya Indonesia dan akan mengajak kaum muda untuk lebih sering menggunakan kebaya. Media sosial dinilai sebagai salah satu media yang ampuh untuk mengkampanyekan penggunaan kebaya. Misalnya dengan membuat Tiktok dengan menggunakan kebaya, maka tampak keanggunan perempuan Indonesia.

Dukungan itu disampaikan saat sejumlah pengurus DPW PSI Bali menerima audiensi dari Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Provinsi Bali di Kantor DPW PSI Bali pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Rombongan PBI Bali yang dimpimpin Ketua Kegiatan PBI Bali Ir. IGA Agung Mirah Maheswari diterima langsung Sekretaris DPW PSI Bali Cokorda Dwi Satria Wibawa bersama pengurus. Diantaranya Wakil Sekretaris DPW PSI Bali Desak Gede Maya Agrevina, Wakil Bendahara DPW PSI Bali Luh Gede Ervina Asri Yudiari dan Wakil Ketua DPW PSI Bali Grace Anastasia Surya Widjaja yang juga anggota DPRD Provinsi Bali dari PSI.

Dalam audiensi ini semua pengurus perempuan DPW PSI Bali juga kompak mengenakan kebaya sebagai bentuk support moral dan aksi nyata agar kebaya bisa diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda sehingga kebaya yang merupakan bagian jati diri perempuan Indonesia semakin diakui dunia serta menjadi kebanggan dari Indonesia.

Kebaya merupakan pakaian tradisional yang dipakai sebagai atasan. Untuk memperkuat kesan lokalitas dan feminitas, kebaya semestinya dipadukan dengan wastra nusantara (kain batik, tenun, songket dan jenis yang lainnya. Mengunakan kebaya artinya menunjukkan Jati diri perempuan Indonesia.

Ketua Kegiatan Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Provinsi Bali Ir. IGA Agung Mirah Maheswari mengungkapkan secara nasional kegiatan Kampanye Kebaya Goes To UNESCO berlangsung dari 9 Agustus hingga 9 Desember 2022.

Menurut Gung Mirah yang juga pengurus Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Provinsi Bali ini, di Bali kampanye ini juga terus digaungkan terlebih momennya juga tepat bertepatan dengan digelarnya KTT G20 di Pulau Dewata. Hal ini juga menjadi kesempatan menunjukkan kepada dunia bahwa kebaya dipakai di seluruh Indonesia terutama di Bali.

PBI memiliki visi misi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat untuk menggunakan Kebaya. “Saat ini kebaya sebagai warisan nenek moyang didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Untuk menyukseskan itu, maka perlu adanya Gerakan yang massif dari semua pihak untuk menggunakan kebaya dan menjadikannya trending,” ungkapnya.

Sekretaris DPW PSI Bali Cokorda Dwi Satria Wibawa mengungkapkan PSI Bali sebagai partai yang juga menghormati keberagaman sangat mendukung upaya Kampanye Kebaya Goes To UNESCO.  PSI Bali juga meyakini berkebaya bisa menjadi alat perlawanan bagi radikalisme.

“Karena itu kita mengajak masyarakat kembali membumikan budaya perempuan di Indonesia atau gaya berpakaian perempuan nusantara yakni berkebaya. Kami percaya, Gerakan perempuan ini pasti akan berhasil. Jangan remehkan gerakan perempuan,” kata Cok Dwi.

Menanggapi permasalahan berkebaya yang dinilai menyulitkan perempuan yang berhijab, PSI Bali mengomentari bahwa saat ini sudah banyak model-model kebaya yang lebih tertutup atau bukan kain brokat.

“Hal ini tentu bisa dilakukan inovasi untuk menyesuaikan kebutuhan Perempuan yang berhijab. Sudah banyak beredar kebaya inovasi, hanya harus lebih sering digaungkan sebagai role model,” ungkap Wakil Ketua DPW PSI Bali Grace Anastasia Surya Widjaja yang juga anggota DPRD Provinsi Bali dari PSI. (wid)