Denpasar (Metrobali.com)-

Pengamat pariwisata dari Universitas Udayana Prof Dr I Nyoman Darma Putra menilai pesatnya perkembangan sektor pariwisata Bali memberikan inspirasi bagi seniman dalam menghasilkan karya seni bermutu, unik dan menarik, sekaligus untuk pementasan wisata.

“Kecak yang merupakan maskot tari Bali merupakan hasil gubahan secara kolaborasi antara seniman Bali I Wayan Limbak (Bedulu, Gianyar) dengan Walter Spies, warga negara Jerman sekitar tahun 1930,” katanya di Denpasar, Sabtu.

Guru besar yang juga pengamat seni budaya Bali itu mengatakan, Walter Spies yang bermukim di perkampungan seniman Ubud itu membantu Limbak dan warga Bedulu, Gianyar untuk mengembangkan tari “Sanghyang Kesurupuan”, tarian ritual yang merupakan bagian dari budaya jalanan menjadi tari kecak untuk dipentaskan di panggung.

“Jika pariwisata Bali tidak berkembang, kemungkinan besar tari kecak tidak pernah tercipta dan kemudian bertahan hidup dalam bentuknya seperti sekarang,” ujar Darma Putra.

Menurut dia, dialog interkultural dari dua seniman yang berbeda latar belakang seni, budaya dan etnis itu secara tidak sengaja melahirkan pertunjukan tari kecak yang kini menjadi maskot tari Bali serta sangat monomental dan tersohor ke mancanegara.

Padahal kala itu, katanya, 83 tahun silam perpaduan antara unsur seni barat dan timur belum terpikirkan seperti halnya era kesejagatan sekarang.

Perpaduan dua unsur seni yang kini populer disebut kolaborasi seni itu mampu membangkitkan seniman dalam menggarap karya seni bermutu, unik, menarik dan penuh kegairahan.

Darma Putra menambahkan, demikian pula halnya dengan tari barong atau “keris dance”. Pengembangan kreatif dari tarian barong merupakan bagian dari seni panggung yang mampu menyelaraskan antara budaya jalanan dan budaya panggung.

Sejalan dengan perkembangan pariwisata Bali, panggung-pangung pementasan tari kecak dan tari barong bermunculan di Bali, antara lain Ubud, Peliatan, Singapadu, Batubulan, dan Tanjungbungkak.

Era tahun 1980-an tempat-tempat itu, termasuk Taman Budaya Denpasar menjadi panggung tetap pertunjukan tari kecak setiap malam, yang disajikan untuk wisatawan yang menginap di sekitar Pantai Sanur.

Tari kecak dan tari barong merupakan contoh budaya panggung yang lahir, tumbuh, dan bertahan berkat pariwisata, sekaligus memperkaya daya tarik Bali, ujar Prof Darma Putra. INT-MB