Jakarta (Metrobali.com)-

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap agenda pembangunan baru yang akan menggantikan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pada 2015 dapat menjadi alat yang efektif bagi negara-negara di dunia untuk mengukur kemajuan guna menghapus kemiskinan.

“Dan agenda itu akan membantu negara-negara di dunia membangun peta jalan kebijakan untuk mencapai target-target yang terdapat di agenda pembangunan yang baru itu,” kata Presiden di Jakarta, Selasa (25/6), dalam pidatonya tentang kemiskinan.

Presiden Yudhoyono merupakan satu dari tiga kepala pemerintahan yang ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk memimpin panel tinggi PBB yang merancang agenda pembangunan baru pasca2015.

“Saya harap selesainya laporan Agenda Pembangunan Pasca2015 akan membantu negara-negara untuk memberi rasa siap dan tujuan dalam mendefinisikan dan menerapkan agenda pembangunan nasional mereka pada 2015,” katanya.

Menurut Presiden, itu adalah suatu keniscayaan mengingat kerangka waktu pencapaian MDGs akan berakhir pada dua tahun mendatang.

Pada kesempatan itu Presiden mengakui peran penting yang dimainkan MDGs dalam mengurangi kemiskinan global dalam 13 tahun terakhir.

Ia menjelaskan bahwa sejak disepakati pada 2000, MDGs telah membantu mencapai penurunan jumlah kemiskinan tercepat dalam sejarah manusia.

“Jumlah rakyat miskin yang hidup dibawah garis kemiskinan internasional yaitu dengan penghasilan 1,25 dolar sehari telah berkurang setengah miliar,” katanya.

Angka kematian anak, kata Presiden, juga telah turun 30 persen atau sekitar tiga juta anak berhasil diselamatkan setiap tahunnya dibandingkan pada 2000.

“Pencapaian itu didorong oleh kompinasi pertumbuhan ekonomi, kebijakan yang lebih baik dan komitmen global pada MDGs,” katanya.

Presiden Yudhoyono, Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf menjadi tiga kepala pemerintahan yang memimpin panel PBB untuk agenda pembangunan pasca2015.

Panel itu secara resmi telah menyerahkan laporannya pada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada 30 Mei 2013 di markas besar PBB New York. INT-MB