Berlin (Metrobali.com) –

Perdana Menteri baru Ukraina Arseniy Yatsenyuk bersumpah bahwa negaranya tidak akan pernah menyerahkan titik-api semenanjung Krimea untuk menghadapi “agresi” Rusia, menurut satu wawancara dengan harian Bild, Jerman.

“Tetangga Rusia telah melakukan tindakan agresi yang tak bisa dibenarkan pada wilayah nasional kami tanpa alasan, (tetapi) republik otonom Krimea adalah dan akan tetap menjadi wilayah Ukraina,” kata Yatsenyuk seperti dikutip dalam artikel yang diterbitkan Selasa.

Komentar-komentar itu muncul pada saat Ukraina menuduh Rusia mengerahkan semakin banyak tentaranya ke Krimea, yang mendorong meluasnya tindakan yang dikutuk Amerika Serikat dan Uni Eropa dan memperingatkan sanksi-sanksi terhadap Moskow jika gagal untuk meredakan ketegangan-ketegangan.

Krimea, yang telah menjadi pangkalan Armada Laut Hitam Rusia sejak abad ke-18, kini berada di bawah de facto pendudukan pasukan yang didukung Moskow yang telah mengambil alih gedung-gedung pemerintah dan memblokir pasukan Ukraina di dalam barak-barak mereka di semenanjung, suatu wilayah yang didominasi etnis Rusia.

Yatsenyuk, yang baru berkuasa selama lebih dari sepekan setelah penggulingan Presiden Viktor Yanukovych pro-Kremlin, mengatakan kepada Bild bahwa ia meminta kepada Organisasi untuk Keamanan dan Kerja sama di Eropa (OSCE) dan NATO untuk membantu menengahi solusi damai atas krisis itu.

“Kami akan menggunakan semua mekanisme hukum internasional untuk menyelesaikan masalah ini. Saya tidak ingin melihat Krimea menjadi Abkhazia baru,” katanya, mengacu pada wilayah separatis Georgia yang diakui Moskow sebagai negara merdeka, di mana Rusia telah menempatkan tentaranya di sana.  (Ant/AFP)