Saksi Ilustrasi

Denpasar (Metrobali.com)-

Pengambilan suara di Kampung Jawa, Desa Dauh Dauh Puri Kaja, Dusun Wanasari, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar berlangsung tegang. Pasalnya beberapa warga mengaku diintimidasi oleh tim sukses dan pria berbadan kekar yang disebut-sebut orang suruhan dari caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bali.

Kamal, seorang pemuda asal Wanasari mengaku sudah beberapa hari belakangan ini beredar berbagai isu untuk menakut-nakuti warga. Beberapa di antaranya adalah akan terjadi pemutusan arus listrik dan pembongkaran paving jika caleg asal PKS tak dipilih oleh warga.

“Isunya beredar sejak beberapa hari lalu. Jika tidak dipilih, listrik akan dipadamkan dan paving di seluruh gang akan dibongkar,” kata dia saat ditemui di Pondok Pesantren Darunajah Dusun Wanasari, Rabu 9 April 2014.

Yang lebih membuat warga takut adalah akan terjadi pertumpahan darah jika caleg PKS tersebut tak terpilih. “Isu tersebut membuat warga ketakutan. Makanya banyak warga yang tidak memilih karena takut. Karena sesungguhnya mereka tidak mau memilih PKS,” jelasnya.

Ia meyakinkan jika isu tersebut bukan bualan belaka. Kamal menyebut jika hal itu pernah diutarakan melalui pengeras suara oleh seorang oknum yang mengaku atas suruhan caleg PKS bernama Mujiono. Mujiono sendiri merupakan Ketua DPW PKS Bali.

“Melalui pengeras suara, disebutkan jika pembangunan paving yang ada di seluruh gang di Kampung Jawa adalah berkat perjuangannya dan menggunakan uang pribadinya. Karena tidak berhasil dengan isu tersebut, maka sehari sebelumnya ada lagi isu akan terjadi pertumpahan darah di Kampung Jawa kalau PKS tidak menang,” jelas Kamal.

Selain itu, Kamal menyebut ada beberapa TPS yang sengaja dipindahkan pada detik-detik terakhir menjelang pencoblosan yakni TPS 29, 30, dan 31. Pemindahan TPS ini dilakukan karena beberapa warga yang akan menolak memilih PKS agar terhindar dari pencoblosan.

Sementara tokoh Pondok Pesantren Darunajah, Munajab, menjelaskan, isu pertumpahana darah tersebut langsung dikonfirmasi ke pihak keamanan. “Saya tanya langsung ke Babinkantib. Dan memang jawabannya seperti itu. Ada ancaman pertumpahan darah kalau PKS tidak menang di pileg,” ia menuturkan.

Sementara itu, Ketua DPW PKS Bali Mujiono menampik hal tersebut. Ia mengaku telah difitnah atas isu tersebut. Menurut dia, isu pemadaman listrik dan bongkar paving merupakan isu murahan untuk menyudutkan PKS.

Apalagi, kata dia, pusat masalah itu ada di TPS 30 dan 31 di RT 08, yang notabene terdapat caleg PKB saingannya. “Jangan membolak-balikkan isu. Isu pertumpahana darah, isu bongkar paving dan pemadaman listrik itu isu murahan. Itu bukan program PKS, tetapi program pemerintah,” jelas Mudjiono di Kantor DPW PKS Bali.

Menurut Mujiono, isu tersebut sebetulnya ditujukan untuk mereka sendiri. “Bisa dicek di grup Facebook mereka. Mereka menyebut jika memilih PKS maka akan diusir dari kampung dan akan ada pertumpahan darah jika PKS menang,” sebut dia.

Menurutnya, anak dari pemilik pesantren di kawasan itu merupakan caleg dari PKB. “Jangan jual isu murahan. Itu politik murahan,” tegas Mujiono. JAK-MB