Suasana dialog terbuka di Gedung Mario TabananPj Bupati Tabanan Sugiana
Suasana dialog terbuka di Gedung Mario Tabanan, Senin (26/10).

Tabanan (Metrobali.com)-

Warga Tabanan, Senin (26/10)  menggelar dialog terbuka soal potensi olah raga di Tabanan. Dialog Terbuka kali ini di gagas oleh KONI Tabanan sebagai bentuk respon terhadap berbagai kritik dan saran banyak pihak terutama terkait anjloknya prestasi olahraga Tabanan dalam pelaksanaan Pekan Olah Raga Provinsi (Porporov) Bali 2015 di Singaraja.

Dialog ini juga bermaksud mencari solusi potensi olah raha di Tabanan yang dalam beberapa tahun terakhir kabupaten Tabanan selalu berada di rangking bawah. Terakhir pada pelaksanaan Porprov ke-XII tahun 2015 di Singaraja, Tabanan berada pada pringkat IX (peringkat terbawah).

“Kita tidak gagal, tapi kita harus evaluasi dan mau berbenah”, demikian dikatakan oleh Pj. Bupati Tabanan Wayan Sugiada saat membuka Dialog Terbuka dengan Tema : “Peningkatan Prestasi Olah Raga Tabanan di Masa yang Akan Datang”-Senin (26/10/2015), di Gedung Mario Tabanan.

Ketua Umum KONI Tabanan I Dewa Ary Wirawan, SS dalam sambutannya mengatakan, Dialog Terbuka kali ini dimaksudkan sebagai momentum pembenahan di bidang olehraga prestasi sekaligus sebagai bentuk keterbukaan informasi bagi masyarakat khususnya pecinta olahraga di Tabanan. Prestasi olahraga Tabanan kini sangat tertinggal, kami perlu dukungan, masukan dan mengajak semua pihak untuk bicara dn memahami peta kondisi olahraga prestasi di Tabanan. Rekomendasi dan masukan dalam dialog ini, sangat penting sebagai materi Rapat Kerja KONI Tabanan yang akan datang, terang Ari Wirawan.

Proses dialog lumayan cair dan produktif dipandu oleh presenter televisi lokal Bali, Made Suantina Jodi yang juga asal Tabanan. “Dialog terbuka ini bukan untuk mencari kesalahan tetapi sebagai momentum bangkitnya kesadaran baru untuk berbenah khususnya bagi insan olah raga Tabanan,”terang Suantina.

Peserta yang juga orang tua pebulutangkis putri kelas dunia asal Tabanan, Nengah Subagia mengatakan,”persoalan olahraga Tabanan tidak lepas dari persoalan kebijakan. Kebijakan berati komitmen yaitu: komitmen pemerintah dan komitmen orang tua. Semua komitmen memiliki konskwensi, misalnya pemerintah wajib menyiapkan sarana olah raga, sementara komitmen orang atau keluarga akan sangat tergantung dari komitmen pemerintah juga. Jika komitmen pemerintah tidak ada maka orang tua tidak akan mendorong anaknya untuk menjadi atlet. Misalnya atlet yang memiliki potensi tetapi karena ada ulangan dan tugas sekolah, atlet tersebut tidak mau berlatih. Bagaimana situasi ini bisa disikapi oleh pihak dinas pendidikan dan manajemen sekolah. Seharusnya Disamping dukungan keluarga, dunia pendidikan juga harus mampu mendukung perkembangan prestasi atlet,”paparnya.

Peserta berikutnya Nengah Sudiarta juga memaparkan,”urusan pringkat tidak terlalu penting, tetapi mengapa perolehan medali antara kabupaten Badung dan Denpasar di arena Porprov Bali terpaut jauh dengan kabupaten lainnya di Bali, hal tersebut perlu di kaji lebih jauh. Pola pembinaan dan pelatihan atlet perlu diperbaiki,” pungkas Sudiarta.

Sementara Ketua DPRD Tabanan, Ketut Suryadi (Boping) sangat mengapresiasi acara dialog ini. Banyak pihak yang menunggu acara seperti ini sebagai bentuk keterbukaan informasi. Kuncinya bukan untuk saling menyalahkan, tapi kita mencari langkah-langkah penyelesaian. “Kritik boleh asal ada tawaran solusi,”ungkap Boping.

“Permasalahan selama ini hanya faktor komunikasi, koordinasi dan masih minimnya intensitas pembahasan masalah. Banyak pihak tidak berani menyampaikan masalah secara terbuka di ruang-ruang rapat, tapi masalah sering diselesaikan dalam ruang-ruang komunikasi personal. Saat ini tidak ada lagi istilah aparat tidak peka, kalau ada masalah ayo datang ngobrol, kita terbuka saja,”tantang Boping.

Dialog Terbuka yang diselenggarakan dalam rangka Hari Sumpah Pemuda tahun 2015 ini cukup mendapat perhatian dari kalang pecinta olah raga di Tabanan. Terbukti peserta yang hadir cukup banyak dan lengkap baik dari unsur Pemda, Polres, Kodim, atlet/mantan atlet, pelatih/mantan pelatih, akademisi, mahasiswa, tokoh masyarakat, media dan masyarakat umum lainnya.

Masih banyak isu penting lainnya yang dilontarkan oleh peserta seperti; soal kualitas pelatih dan standarisasi pelatihan, perhatian terhadap mantan atlet berprestasi, penguatan kelembagaan, hubungan dan kerjasama antar lembaga, dukungan dan partisipasi publik, kualitas dan standar sarana olah raga, kebijakan dan aspek hukum, iptek olahraga, sinergi pembinaan antara pelatih dengan manajemen sekolah, anggaran, intensitas komunikasi dan sebagainya. MN-MB