SyntekExifImageTitle

Jakarta (Metrobali.com)-

PT Pertamina (Persero) mencatat penjualan solar selama triwulan pertama 2015 mencapai 3,29 juta kiloliter atau turun 14,5 persen dibandingkan periode sama 2014 yang mencapai 3,85 juta kiloliter.

Berdasarkan data Pertamina yang diperoleh di Jakarta, Senin (13/4), penjualan BBM jenis premium dan minyak tanah juga turun.

Hanya, penjualan pertamax yang mengalami kenaikan cukup siginikan.

Penjualan premium Pertamina pada periode Januari-Maret 2015 mencapai 6,75 juta kiloliter atau turun 4,9 persen dibandingkan 2014 yang 7,1 juta kiloliter.

Lalu, penjualan minyak tanah turun 22,5 persen dari 249 ribu kiloliter pada triwulan pertama 2014 menjadi 193 ribu kiloliter selama Januari-Maret 2015.

Untuk pertamax, Pertamina mencatat penjualan mengalami kenaikan 232 persen dari 164 ribu kiloliter pada triwulan pertama 2014 menjadi 545 ribu kiloliter pada periode sama 2015.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, penurunan konsumsi BBM karena belum cairnya APBN menyusul perubahan nomenklatur yang belum selesai dan program efisiensi termasuk larangan rapat di luar kantor.

“Dengan telah selesainya nomenklatur kementerian dan APBN Perubahan, kita harapkan semoga ke depan lebih baik,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Pemasaran Bahan Bakar Pertamina M Iskandar mengatakan, konsumsi premium dan solar mengalami penurunan masing-masing 7.000 kiloliter per hari dibandingkan beberapa bulan sebelumnya akibat faktor perekonomian global.

Pada 2014, konsumsi premium mencapai 29,63 juta kiloliter atau 81.000 kiloliter per hari dan kini 74.000 kiloliter per hari.

Sementara, solar turun dari 16,24 juta kiloliter atau 44 ribu kiloliter per hari pada 2014 menjadi kini 37 ribu kiloliter per hari.

Di sisi lain, menurut Iskandar, rata-rata penjualan pertamax naik dari 2.200 menjadi 7.000 kiloliter per hari.

Menurut dia, kenaikan penjualan tersebut dikarenakan konsumen premium beralih ke pertamax menyusul kebijakan pemerintah melepas harga premium sesuai fluktuasi harga pasar atau tidak mendapat subsidi lagi.

Akibat kebijakan tersebut, selisih harga premium dan pertamax tidak terlalu jauh, sehingga sebagian konsumen memilih memakai pertamax.

Iskandar memprediksi penjualan pertamax pada 2015 bisa mencapai dua juta kiloliter atau naik dibandingkan 2014 yang di bawah satu juta kiloliter.

Saat ini, Pertamina menjual pertamax di stasiun pengisian bahan bakar umum pada harga Rp8.600 per liter atau Rp1.200 per liter lebih mahal dibandingkan premium yang dijual Rp7.400 per liter. AN-MB