tuna

Denpasar (Metrobali.com)-

Bali berhasil meraup devisa sebesar 19,39 juta dolar AS dari pengapalan berbagai jenis hasil perikanan dan kelautan selama dua bulan periode Januari-Februari 2014.

“Perolehan tesebut menurun 3,47 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 20,08 juta dolar AS,” kata Kepala Biro Humas Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Senin (28/4).

Ia mengatakan, sektor perikanan itu mampu memberikan kontribusi sebesar 24,44 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 79,34 juta dolar AS, meningkat tipis 0,06 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 79,30 juta dolar AS.

Sebanyak delapan jenis komoditas hasil perikanan dan kelautan berhasil menembus pasaran luar negeri, yang paling menonjol adalah ikan tuna dalam bentuk segar dan beku menyumbangkan devisa 12,91 juta dolar AS.

Ikan tuna tersebut merupakan hasil tangkapan nelayan dan kapal-kapal besar yang dioperasikan sejumlah perusahaan yang mangkal di Pelabuhan Benoa.

Ketut Teneng menambahkan, komoditas lainnya ikan kerapu memberikan andil sebesar 1,89 juta dolar AS, ikan hias hidup 493.459 dolar, ikan kakap 1,08 juta dolar, kepiting 21.072 dolar, lobster 372.490 dolar AS dan ikan lainnya 1,69 juta dolar AS.

Tiga jenis hasil perikanan lainnya yang meliputi ikan nener, rumput laut dan sirip ikan hiu belum tercatat memberikan pemasukan devisa.

Ketut Teneng menjelaskan, pasaran Jepang menyerap paling banyak hasil perikanan Bali yang mencapai 37,23 persen, menyusul Amerika Serikat 24,62 persen dan Australia 5,74 persen.

Selain itu juga menembus pasaran Malaysia 0,69 pesen, Singapura 0,87 persen, Hong Kong 4,85 persen, Inggris 0,75 persen, Prancis 1,03 persen, Jerman 0,43 persen dan Spanyol 1,11 persen.

Sebanyak 22,68 persen sisanya menembus ke berbagai negara lainnya sehingga mampu menjadikan sektor perikanan dan kelautan cukup dominan dalam meraup devisa, ujar Ketut Teneng.