Jembrana (Metrobali.com)

Sejumlah bangunan, baik toko berlantai dua (ruko) maupun los dan kios di Pasar Umum Negara (PUN) mengalami kerusakan. Kondisi ini memunculkan kesan kotor Kota Negara. Pasalnya PUN berada di jantung Kota Negara.

Pengamatan, Kamis (9/1), hampir semua bangunan rumah toko (ruko) terutama dibagian penutup atap dibiarkan rusak sehingga kayu penyangga rangka kelihatan. Bahkan beberapa ditopang dengan bambu atau kayu supaya tidak roboh.

Sementara dibagian dalam sejumlah los dan kios tempat para pedagang berjualan juga rusak. Seperti kios khusus untuk pedagang daging ayam dan sapi yang rusak dibagian atapnya. Sehingga jika turun hujan, air meluber ke lantai mengakibatkan licin. “Plafonnya jebol. Kalau hujan airnya masuk ke dalam. Lantai jadi licin pak” ujar salah seorang pedagang daging ayam.

Demikian juga dengan saluran pembuangan air. Kendati lancar, namun sebagian penutup saluran air dari besi nampak jebol.

PUN sejatinya sudah beberapa kali hendak direnovasi. Bahkan dari 10 pasar tradisional yang ada di Jembrana dari Gilimanuk sampai Pekutatan, hanya PUN saja yang belum direnovasi.

“Plafonnya jebol. Kalau hujan airnya masuk ke dalam. Lantai jadi licin pak” ujar salah seorang pedagang daging ayam.

Menurut Kepala Pasar Umum Negara (PUN), Gusti Bagus Ketut Warsita, PUN menampung 981 pedagang dengan jumlah pedagang di pasar lama sebanyak 612 pedagang dan di Pasar Inpres sebanyak 369 pedagang.

Terkait hal tersebut Kepala Dinas Koperindag Jembrana, Komang Agus Adinata saat dikonfirmasi, mengakuinya dan dari pengecekan, baik pada pertokoan maupun los dan kios kerusakan umumnya terjadi pada bagian atas.

“Untuk di pertokoan, dari 44 pedagang yang ada sudah bersedia untuk memperbaiki. Nanti perbaikan dilakukan dengan swadaya” terang Agus, Kamis (9/1).

Untuk biaya lanjutnya, besarannya tergantung dari kerusakan di ruko masing-masing dengan biaya kisaran dari Rp.8 juta sampai Rp.15 juta.

Sedangkan untuk bangunan los dan kios ya g ada di dalam PUN lanjutnya, pihaknya masih melakukan pendataan dan sosialisasi. “Kita sudah sosialisasi untuk mengetahui apa keinginan para pedagang. Ini (sosialisasi) akan kita lakukan beberapa kali” jelasnya.

Menurutnya kerusakan pada PUN perlu penanganan khusus sehingga apa yang diinginkan pedagang dan keinginan pemerintah sama-sama terakomodir. (Komang Tole)