aviliani

Jakarta (mMetrobali.com)-

Pemerintah Indonesia perlu membuat instrumen untuk mengontrol dana keluar masuk negara terkait ekspor dan impor sehingga pendataan keuangan lebih akurat, kata Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perhimpunan Bank Swasta Nasional Aviliani.

“Harus ada instrumen untuk mengetahui ekspor dan impor kita terkait dana keluar dan masuk,” kata pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) itu dalam diskusi Kinerja Industri Keuangan Indonesia: Review 2014 dan Prediksi 2015 di Jakarta, Selasa (18/11).

Untuk itu, katanya, pemerintah juga harus menciptakan koordinasi antara pihak bea cukai dengan Bank Indonesia.

“Sistemnya belum terintegrasi agar tahu ekspor dan impor kita berapa,” kata Sekretaris Komite Nasional (KEN) itu.

Ia mengatakan dengan adanya instrumen khusus tersebut, maka pendataan dana keluar masuk negara menjadi cepat dan akurat.

Pendataan itu, katanya, berguna untuk evaluasi dan membantu mempercepat penetapan keputusan dalam kebijakan ekspor dan impor Indonesia.

Sementara itu, katanya impor Indonesia lebih besar dari ekspor sehingga mengakibatkan defisit neraca perdagangan.

“Impor kita lebih besar daripada ekspor artinya lebih banyak uang keluar daripada uang masuk sehingga nilai tukar rupiah rendah,” katanya.

Aviliani mengatakan berdasarkan data CEIC, kontribusi ekspor 2014 terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) cenderung melemah jika dibandingkan tahun 2013. Kontribusi ekspor di triwulan kedua 2014 sebesar 1,41 persen lebih besar daripada triwulan pertama pada periode sama sebesar 0,05 persen, namun angka ini jauh lebih kecil dari kontribusi ekspor di triwulan kedua 2013 sebesar 2,01 persen. AN-MB