Aji Ajak Mahasiswa dan Pelajari Kunjungi Indonesia Power

Denpasar (Metrobali.com)-

Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Denpasar bekerjasama dengan PT.PLN dan PT.Indonesia Power menggelar acara field trip jurnalistik sehari bersama sejumlah mahasiswa dan pelajar dengan mengunjungi kawasan industri Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Gas Indonesia Power di Pesanggaran, Denpasar, Minggu (23/11).

Ketua AJI Denpasar Rofiki Hasan mengatakan dengan acara ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi para mahasiswa dan khususnya pelajar agar lebih mengetahui lagi masalah kelistrikan di Bali.

Menurut Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, provinsi yang dia pimpin sekarang ini memiliki kebutuhan listrik sekitar 788 kilowatt (kw) per kapita per tahun. Sampai akhir 2011, diperkirakan beban puncak sistem ke­listrikan Bali mencapai 681,82 megawatt (MW).

Dengan kondisi seperti sekarang, daya sisa kelistrikan Bali hanya sebesar 13% dan jauh dari batas aman yang seh­arusnya ditetapkan sebesar 30% dari total daya yang ada. Alhasil, kalau sampai terjadi overhaul atau dilakukan perawatan besar-besaran pada pembangkit listrik yang ada di Bali, maka kemungkinan besar pasokan listrik di Bali akan mengalami kekurangan daya.

Humas PLN Wilayah Bali InWayan Redika mengungkapkan, dari sisi rasio elektifikasi, Bali sekarang ini memiliki rasio elektifikasi yang relatif tinggi kalau dibanding dengan provinsi lain, yakni mencapai 80%. Artinya, masih ada sekitar 20% masyarakat yang belum mendapat pasokan listrik.

Bukan hanya sekadar memenuhi pasokan 20% masyarakat yang belum mendapat aliran listrik, tetapi juga untuk memenuhi tambahan pasokan listrik yang dibutuhkan industri yang juga pasti akan semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Sekarang ini, daya listrik di Bali baru mencapai 600 MW dan 200 MW diantaranya dipasok dari luar Bali. Permintaan listrik di Bali setiap tahun diperkirakan akan meningkat dalam kisaran 10%, sehingga pada 2017 kebutuhan listrik Bali akan mencapai 1.017 MW.

Kendati masih belum Mandiri sepenuhnya soal kelistrikan, namun Bali termasuk daerah yang sangat memerhatikan lingkungan. Provinsi Bali, seperti acapkali diungkap oleh Gubernurnya, Made Mangku, menolak proyek eksplorasi panas bumi (geothermal) di Be­dugul, Tabanan, Bali. Proyek ter­sebut diperkirakan memiliki kapasitas geothermal sekitar 3X55 MW atau total sekitar 165 MW yang awalnya akan dikembangkan oleh Energi Limited sebagai pengembang.

Meskipun geothermal merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan, namun dengan alasan bahwa proyek tersebut bertentangan dengan konsep Bali menuju Green Province karena harus mengorbankan 4 hektar hutan lindung serta pura-pura di sekitarnya, maka provinsi tersebut menolak pem­bangunan geothermal Bedugul.

Sementara itu, Manajer Operasional dan Pemeliharaan PT Indonesia Power, I Gusti Ngurah Ardana mengatakan, Bali kini masih sangat tergantung dengan pembangkit listrik tenaga diesel di Pesanggaran, Denpasar yang memiliki kapasitas sebesar 55 MW, pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Pesanggaran sebesar 106 MW, PLTG Gilimanuk 130 MW dan PLTG Pemaron 2×40 MW.

Pembangkit-pembangkit inilah yang dituding melakukan pemborosan karena masih belum dapat sepenuhnya menggunakan bahan bakar gas yang dianggap jauh lebih hemat dari bahan bakar solar.

Alternatif lain yang dapat dimanfaat­kan untuk menambah pasokan daya listrik di Bali adalah PLTU Celukan Bawang, Gerokgak di Buleleng. Proyek pembangunan PLTU tersebut memang sem­pat terhambat selama setahun namun akhirnya tetap dilanjutkan. PLTU tersebut diperkirakan mampu menghasilkan listrik berkapasitas 1.029 MW,  yakni sebesar 3 x 143 MW dan 2 x 330 MW.

“Investor utama proyek PLTU Ce­0lukan Bawang adalah PT General Energy Bali, dengan mitranya yang berasal dari China yaitu China Huadian Engineering Corporation dan China Huadian Development. Tahap pertama mega proyek itu ditargetkan selesai Juli 2012, dengan nilai investasi Rp 7 triliun,” jelasnya disela-sela kunjungan tersebut.

Masyarakat Bali sekarang ini juga tengah menantikan proyek Bali Crossing. Proyek interkoneksi listrik Jawa-Bali yang melintasi Selat Bali tersebut rencananya akan menghantar listrik sebesar 3.200 MW dari Jawa ke Bali.

Untuk itu, nantinya akan dibangun tower listrik setinggi 376 meter atau merupakan tower tertinggi di dunia yang mengalahkan tower Jiangyin Crossing di China setinggi 346 meter yang sementara ini masih menjadi tower tertinggi di dunia. Tower tersebut diyakini akan mampu menghadapi terpaan angin hingga kecepan 70 meter per detik, se­hing­ga diyakini akan sangat kokoh.

Nantinya akan ada kabel bawah laut yang melintasi Selat Bali untuk memasok listrik dari PLTU Paiton di Banyuwangi Jawa Timur ke Bali yang diharapkan bisa selesai pada 2013 mendatang. Investasi khusus untuk pembangunan tower ter­sebut rencananya akan menelan biaya se­besar Rp 500 miliar dan Asian De­velop­­ment Bank (ADB) rencananya akan memberikan pinjaman sebesar 200 juta dollar US untuk pembangunan proyek tersebut.SIA-MB