Keterangan foto: Meet & Greeting Stakeholder Gathering BPR Kanti 2018 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Denpasar, Jumat malam (24/8/2018).

Denpasar (Metrobali.com)-

Kepala OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Regional 8 Bali-Nusra Hizbullah mengingatkan kalangan perbankan khususnya BPR (Bank Perkreditan Rakyat) di Bali berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Sebab  jumlah NPL (Non Performing Loan) atau kredit bermasalah semakin meningkat.

Per Juni 2018 angka NPL naik menjadi 3,73 persen dibandingkan Juni 2017 sebesar 3,45 persen. Sementara NPL rata-rata nasional hanya 2,67 persen,.

“Jadi kami minta perbankan hati-hati. Jangan sampai rasio NPL makin tinggi,” kata  Hizbullah saat memberi sambutan pada “Meet & Greet Gathering Stakeholders” BPR Bank Kanti, Jumat (24/8/2018) malam di Hotel Inna Grand Bali Beach, Denpasar.

Naiknya NPL tambah Hizbullah disebabkan dampak erupsi Gunung Agung. Bahkan akibat erupsi Gunung Agung, tingkat hunian hotel di Karangasem sempat menyentuh angka 0 persen. Ditambah juga faktor lesunya bisnis properti.

“Sektor pertambangan dan penggalian serta penyediaan akomodasi makan dan minum juga ikut mempengaruhi NPL,” imbuh Hizbullah.

Di sisi lain Hizbullah mengatakan sebagian besar kondisi BPR di Bali masih sehat. Kinerja BPR di Bali untuk Juni 2018 tercatat total aset Rp14,51 triliun (naik 9,72 persen dibanding Juni 2017), penyaluran kredit Rp 9,98 triliun, naik 9,91 persen dibandingkan Juni 2017.

Sedangkan total DPK BPR pada Juni 2018 Rp 10 triliun naik 16,03 persen dibandingkan Juni 2017. Untuk total aset industri perbankan pada Juni 2018 tumbuh 8,28 persen menjadi Rp125,95 triliun.

Sementara pertumbuhan kredit 4,4 persen menjadi Rp 83,91 triliun. Untuk dana pihak ketiga (DPK) naik 8,56 persen menjadi Rp 99,69 triliun dari sebelumnya yakni Juni 2017 hanya Rp 91,83 triliun.

Komponen DPK yang naik yakni tabungan (15,68 persen), deposito (4,41 persen), sedangkan giro turun 5,62 persen menjadi Rp15,12 triliun.

“Jadi yang menyimpan lebih banyak dibandingkan yang minjam,” jelas Hizbullah.

Ditambahkan penyaluran kredit sebagian besar pada sektor bukan lapangan usaha (38,06 persen) serta sektor perdagangan besar dan aceran (31,62 persen).

Sementara Dirut BPR Kanti Made Arya Amitaba dalam laporannya mengatakan total aset BPR Kanti pada posisi Juni 2018 mencapai Rp 368 miliar (tumbuh 12,75 persen), penyaluran kredit Rp 322 miliar (meningkat 14,66 persen) dan perhimpunan DPK Rp 317 miliar (tumbuh 12,65 persen). Pertumbuhan tersebut didukung 2 kantor cabang dan 6 kantor kas yang dimiliki Bank Kanti.

Sementara itu  acara Meet & Greeting Stakeholder Gathering BPR Kanti 2018 ini menghadirkan keynote speaker Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngurah Puspayoga yang diwakili Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Meliyadi Semiring.

Diisi pula sesi diskusi “Ouolook Economy Menjelang 2019” dengan pembicara Wakil Gubernur Bali terpilih periode 2013-2023 Dr. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace dan praktisi ekonomi Birahinya Bagoes Oka MA.MBA., dengan moderator Prof. I Nengah Dasi Astawa.

BPR Kanti juga menjalin kerjasama dengan dengan Bank BPD Banten dan JTrust Bank Jepang untuk penyaluran kredit kepada pengusaha UKM Bali. Termasuk juga MoU pembentukan Kanti Banking University dengan Charindo Training Development & Consulting.

Acara juga dimeriahkan dengan penyerahan CSR (Corporate Social Responsibility) kepada sejumlah pihak. Termasuk yang paling ditunggu penarikan undian Tabungan ArisanKu dengan hadiah utama satu unit mobil Toyota Agya TRD Sportivo serta berbagai door prize menarik bagi nasabah dan undangan.

Pewarta : Widana Daud

Editor     : Whraspati Radha