Badung (Metrobali.com)

 

Bali, rupanya menjadi salah satu provinsi yang berpotensi terjadinya penyelundupan benih lobster (BBL) ke negara Vietnam.

Karena itu kini dalam pengawasan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Terlebih menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 sehingga keamanan di pintu masuk Bali ditingkatkan.

Diketahui, operasi baru-baru ini di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengungkap teknik penyelundupan yang dikenal sebagai “koper-man”, yang menekankan perlunya peningkatan kewaspadaan.

Dirjen Adin Nurawaluddin membeberkan deteksi lama pengiriman benih lobster yang menggunakan jasa kurir rahasia “koper-man”.

Modus operandinya adalah koper berisi kapas yang dibasahi untuk penyimpanan benih.

Kemudian diangkut terlebih dahulu ke Batam, di Batam dengan menggunakan speedboat barang dibawa ke Singapura sebelum dikemas dan dikirim ke Vietnam.

Terlepas dari tantangan yang dihadapi para “koper-man” di Bandara Internasional Ngurah Rai, katanya sudah dipasang dengan pemeriksaan sinar-X ganda. Sehingga menurutnya cukup sulit ditembus oleh para pelaku.

Selain melalui modus koper-man juga ada indikasi penyelundupan melalui jasa layanan kargo di Bandara.

Penyelundup mengeksploitasi agen yang diatur di bandara, sehingga menimbulkan ancaman terhadap ekspor benih bening lobster.

Lantaran potensi dampaknya terhadap perekonomian Indonesia cukup besar, dimana negara seperti Vietnam mengekspor 600 juta benih lobster dari Indonesia dengan nilai transaksi mencapai 3 miliar US dolar.

Liciknya, Vietnam lanjut mengekspor BBL lagi ke Tiongkok dan Amerika Serikat, yang diperkirakan bernilai ekspor sebesar Rp 3 triliun.

“Disini ada terjadi kehilangan potensi kerugian negara berkisar antara 3-30 Triliun,” ucap Adin, di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kamis 7 Desember 2023.

Untuk mengurangi kerugian ini, operasi gabungan yang melibatkan AVSEC, Bea Cukai, Otoritas Bandara, dan polisi setempat telah dimulai sejak awal Desember, dengan fokus pada sejumlah titik lokasi sumber budidaya BBL seperti di Sukabumi, Prigi, Pangandaran, Lombok Teluk Elong (NTB), Lampung, Bengkulu, Selatan Bali, Banyuwangi.

Karena itu, kata Adin pihaknya menyoroti dua bidang pengawasan utama yakni melalui jalur maritim dan udara itu tadi.

Operasi penegakan hukum yang sedang berlangsung ujar Adin bertujuan untuk memerangi penyelundupan, terutama mengingat kedekatan Batam dengan Singapura, yang menjadikannya sebagai pusat kegiatan ilegal.

Arief Sirajuddin, Senior Manajer Aviation Security (Avsec) mengungkap bahwa tingginya potensi penyelundupan dari Bandara Bali ke Vietnam dikarenakan adanya penerbangan langsung ke negara tersebut.

Pihaknya mengaku pernah mencegah terjadinya penyelundupan dengan modus koperman di tahun 2022.

Pihaknya menangkap seorang wanita WNI yang membawa satu koper berisi benih bening lobster dengan tujuan Singapura.

Adapun BBL diperoleh dari Lombok yang kemudian dibawa ke Vietnam melalui jalur penerbangan ke Singapura.

Mengingat besarnya dampak ekonomi akibat penyelundupan Lobster, kini Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan telah terlibat dalam kolaborasi Government-to-Government (G to G) dalam budidaya benih lobster dengan negara Vietnam.(Tri Prasetiyo)