Chisinau, (Metrobali.com) –

Wakil Sekjen NATO Alexander Vershbow, Senin, berikrar memperkuat kemitraan persekutuan itu dengan Moldova saat mengunjungi bekas negara Sovyet tersebut, yang dapat menimbulkan ketegangan dengan Moskow.

Vershbow menulis di Twitter bahwa persekutuan itu “berjanji meningkatkan kemitraan dengan Moldova dengan menghormati penuh netralitasnya, mendukung kemerdekaan, keutuhan dan kedaulatannya”.

Tapi, dalam pernyataan untuk menenangkan Moskow setelah Presiden Moldova Nicolae Timofti dan pejabat tinggi lain, ia menambahkan bahwa kemitraan itu “tidak ekslusif atau kompetitif” dan siapapun tetap menginginkan “Rusia sahabat yang kuat”.

Kunjungan itu dilakukan setelah Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogorin mengecam Chisinau akhir pekan karena mengirim ke Moskow kotak-kotak petisi yang meminta Rusia mengakui daerah Transdniestr pecahan Moldova.

Penganeksasian Rusia atas Krimea dari Ukraina Maret menimbulkan kekhawatiran negara itu dapat mengklaim daerah-daerah bekas Sovyet yang penduduknya mayoritas berbahasa Rusia.

Pemerintah Moldova mengecam tindakan-tindakan Rogozin yang “tidak produktif dan “pernyataan provokatif mengenai Moldova”, dengan mengatakan hal itu “tidak membantu mencapai kemajuan dalam konflik Transdnietr”.

Dalam satu wawancara dengan Radio Free Europe, Verhshbow, yang mantan utusan untuk Moskow, menyatakan cemas krisis Ukraina dapat berdampak pada Moldova dan memperingatkan bahwa NATO menganggap bahwa setiap usaha-usaha untuk menggerakkan separatisme adalah “sangat negatif”.

Rogozin menanggapi Vershbow dengan mengatakan Rusia dapat mengirim lebih banyak pasukan ke Transdniestr, satu daratan kecil yang terjepit antara sungai Dniestr dan perbatasan dengan Ukraina.

Dalam wawancara dengan surat kabar Kommersaant yang disiarkan Senin ,Rogozin mengecam kerja sama yang meningkat Moldova dengan Barat dan mengatakan para tentara Rusia dapat digelar di Transdniestr jika daerah itu berada dalam “bahaya fisik”.

“Kami melihat apa yang terjadi di daerah Odessa (Ukraina),” kata Rogozin, yang menyatakan ada “orang-orang bodoh” yang keras yang ingin “melakukan campur tangan di Transdniestr”.

Bbentrokan pendukung pro-Ukraina dengan pro-Rusia di Odessa awal bulan ini menyebabkan terjadi kebakaran yang menewaskan 42 orang, sebagian besar orang yang menentang pihak penguasa di Kiev.

Rogozin, mengawasi kompleks industri militer dan masuk dalam daftar hitam Uni Eropa karena keteribatannya dalam krisis Ukraina,berjanji dalam kunjungannya ke Transdniestr bahwa Moskow akan menjamin keamanannya.

Ia memengutarakan dukungannya kepada kelompok separatis, ketika menyaksikan parade Hari Kemenangan 9 Mei dan menyiarkan foto-fotonya yang sedang memancing di sungai Dniestr.

(Ant) –