Foto: Gede Ngurah Ambara Putra (kiri)dan Made Bagus Kertanegara (kanan).

Denpasar (Metrobali.com)-

Koalisi Partai Golkar, Demokrat dan NasDem tampaknya benar-benar akan menghadirkan kejutan untuk tarung melawan kandidat kepala daerah dari PDI Perjuangan pada Pilkada/Pilwali Denpasar 9 Desember 2020.

Koalisi makin gencar melakukan perburuan Bakal Calon Walikota dan Bakal Calon Wakil Walikota Denpasar di tengah waktu yang kian mepet jelang pendaftaran kandidat di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Denpasar yang dibuka pada 4-6 September 2020 mendatang.

Berbagai opsi nama pun terus muncul dan digodok di internal dibarengi dengan komunikasi politik dan lobi-lobi politik yang kian gencar dilakukan.

Koalisi terus mendekati  dan mematangkan opsi tokoh-tokoh yang diyakini mampu menjadi penantang kuat IGN Jaya Negara yang sudah hampir dipastikan mendapatkan rekomendasi sebagai Bakal Calon Walikota Denpasar dari PDI Perjuangan.

Kini nama Made Bagus Kertanegara semakin menguat di internal koalisi untuk diproyeksikan sebagai Bakal Calon Wakil Walikota Denpasar ditandemkan dengan Gede Ngurah Ambara Putra yang didorong tarung sebagai Bakal Calon Walikota Denpasar.

Bagus Kertanegara merupakan putra dari tokoh Denpasar, Prof Dr Merta Sutedja, asal Banjar Wangaya Kelod, Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara. Ia merupakan tokoh independen yang dikenal sebagai pengusaha juga seorang seniman musik dan dekat dengan kalangan milenial Denpasar.

Ambara juga merupakan tokoh independen dan pengusaha asal Desa Sumerta, Kecamatan Denpasar Timur dan mantan Calon DPD RI 2019 menempati ranking 5 dalam perolehan suara Pileg 2019 untuk DPD RI dapil Bali.

Nama paket Ambara-Kerta Negara (disingkat paket Amerta) pun ibarat bola liar dan makin berembus kencang di koalisi khususnya disuarakan oleh NasDem dan Demokrat.

“Saya sudah berkomunikasi dengan Demokrat dan kalau boleh kami sepakati usung pasangan Ambara dan Bagus Kerta Negara,” kata Wakil Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Gede Widiada, Senin malam (17/8/2020).

Namun menurut politisi senior dari NasDem yang akrab disapa Gung Widiada ini, keputusan mengusung pasangan Ambara-Kerta Negara harus disepakati di partai koalisi oleh ketiga partai.

“Sekarang tinggal menunggu keputusan Golkar agar pasti paket ini lahir di Kota Denpsar. Karena Golkar sebagai pimpinan koalisi masih membahas di internal partainya,” ungkap Gung Widiada yang juga Anggota DPRD Kota Denpasar Dapil Denpasar Utara dari Partai NasDem ini.

Menurut Gung Widiada yang mengaku sudah menjalin komunikasi intensif dengan Bagus Kerta Negara, dikatakan tokoh ini sangat siap maju di Pilwali Denpasar karena terpanggil untuk memperbaiki Denpasar ke depan.

Dikatakan pula, Bagus Kerta Negara juga sudah menyatakan kesediaannya tandem dengan Ambara, begitu juga sebaliknya dengan Ambara sepakat dengan paket ini. “Pak Ambara dan Pak Kerta Negara sudah Oke,” ungkap Gung Widiada yang juga Penglingsir Puri Peguyangan Denpasar ini.

Sementara itu Made Bagus Kerta Negara yang dikonfirmasi wartawan via pesan WhatsApp Senin malam (17/8/2020) belum berkomentar banyak saat ditanya peluang dirinya diusung koalisi untuk tandem dengan Ambara.

“Ampure Bli. Benjang ke kantor manten punapi. Tiang kari Paruman ring Pura Desa. (Maaf. Besok ke kantor saja ya. Saya masih ada rapat di Pura Desa),” kata Bagus Kerta Negara menjawab permintaan wawancara dari wartawan Metro Bali.

Sementara itu opsi paket Ambara-Kerta Negara  ini muncul setelah perundingan dan negosiasi antara Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra, S.H., M.H., M.Kn.,(AMD) yang sebelumnya mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Walikota Denpasar di Golkar, Demokrat dan NasDem dengan Gede Ambara Putra dikabarkan tidak mencapai titik temu untuk bersama-sama tarung di Pilwali Denpasar dari koalisi.

Seperti diberitakan sebelumnya AMD dan Ambara pada Minggu pagi (16/8/2020) diundang dan dipertemukan dengan pimpinan koalisi di Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Bali sehingga muncul rencana pasangan AMD-Ambara atau Ambara-AMD.

Saat itu koalisi mempersilahkan AMD dan Ambara berkomunikasi serta berunding menentukan siapa yang berada pada posisi Bakal Calon Walikota Denpasar dan Bakal Calon Wakil Walikota Denpasar  dari partai koalisi non PDI Perjuangan.

Jika tidak ada titik temu antara AMD dan Ambara sampai deadline yang diberikan partai koalisi yakni pada tanggal 18 Agustus 2020, maka salah satu nama ini akan tetap diambil oleh koalisi sebagai bakal calon walikota dan bakal calon wakil walikota sudah disiapkan opsi lain. Dengan kata lain, salah satunya akan terpental dari bursa pencalonan di Pilwali Denpasar.

“Kami prioritaskan kedua nama ini (Ambara dan AMD). Kalau salah satu tidak bersedia, sudah disiapkan opsi lain, ada kader dan non kader untuk posisi calon wakil walikota,” terang Ketua Tim Pilkada DPD Partai Golkar Bali Dewa Made Suamba Negara usai menggelar pertemuan dengan AMD dan Ambara di Kantor DPD Partai Golkar Bali, Minggu (16/8/2020).

Sementara informasi yang beredar AMD maupun Ambara sama-sama totalitas ingin tarung sebagai Calon Walikota Denpasar, keduanya sama-sama belum bersedia di posisi nomor dua atau sebagai Bakal Calon Wakil Walikota Denpasar.

Informasi lain menyebutkan bahwa Ambara yang merupakan tokoh independen dan pengusaha asal Desa Sumerta, Kecamatan Denpasar Timur lebih berpeluang sebagai Bakal Calon Walikota Denpasar dari koalisi ketimbang AMD.

Sebab Ambara sudah teruji punya pengalaman politik tarung sebagai mantan Calon DPD RI 2019 menempati ranking 5 dalam perolehan suara Pileg 2019 untuk DPD RI dapil Bali dengan suara khusus di Denpasar saja mencapai 20 ribu lebih.

Ambara juga merupakan adik kandung dari mantan anggota DPR RI Dapil Bali dari Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Damantra yang dianggap punya relasi dan jaringan politik lebih mumpuni ketimbang AMD. Diketahui nama Ambara belakangan diusulkan oleh Partai Demokrat.

Sedangkan AMD merupakan tokoh asal Puri Tegal Denpasar, dan berprofesi sebagai notaris. AMD sejak awal menunjukkan komitmen serius sebagai Calon Walikota Denpasar dengan mendaftarkan diri di Partai Golkar, NasDem dan Demokrat. Namun AMD dianggap belum teruji dalam kontestasi politik sebab sebelumnya belum pernah tarung di Pileg maupun Pilkada.

AMD menegaskan jika dia sejak awal mendaftarkan diri di Golkar, NasDem dan Demokrat sebagai Calon Walikota Denpasar bukan sebagai Calon Wakil Walikota Denpasar.

“Saya kan daftar calon walikota. Jangan dibalik-balik,” tegas AMD usai pertemuan dengan Ambara dan juga pimpinan koalisi di Kantor DPD Golkar Bali.

Ia pun mengakui sudah terbangun chemistry dengan Ambara dan menegaskan jika direkomendasikan paket AMD-Ambara sudah sangat siap di Pilwali Denpasar.

“Tapi dengan siapapun dipaketkan saya siap. Yang jelas mekanisme saya sebagai calon walikota. Itu mekanisme sejak awal yang saya ikuti,” pungkas AMD.

Sementara itu Gede Ngurah Ambara Putra, S.H., enggan berkomentar banyak jika dipaketkan sebagai Bakal Calon Wakil Walikota Denpasar menemani AMD. “Masih dinamis,” katanya singkat dalam kesempatan usai pertemuan di Kantor Golkar Bali.

Saat ditanya apakah dirinya lebih condong menginginkan posisi Bakal Calon Walikota Denpasar, Ambara juga enggan berkomentar.

Namun ia hanya menegaskan pada intinya dirinya siap tarung di Pilkada atau Pilwali Denpasar. “Intinya saya siap,” tandasnya. (wid)