Denpasar (Metrobali.com)-

Adalah Anak Agung Gede Lanang Pemecutan, yang tak lain merupakan keturunan pejuang I Gusti Ngurah Rai dengan Jero Tunjung, sebagai pendiri dan sekaligus pemilik dari Museum Lukisan Sidik Jari, Denpasar. Hampir selama 17 tahun sudah museum lukisan sidik jari ini meramaikan blantika seni rupa Bali. Tak kurang dari 200 lukisan dikoleksi dalam museum ini. Di mana 98 lukisan di antaranya merupakan lukisan sidik jari karya dari AA Gede Lanang Pemecutan yang telah digarap sejak kali pertama menemukan teknik melukis sidik jari pada 9 April 1067 silam.

Nah, menjelang peringatan 17 tahunnya, museum lukisan sidik jari yang diresmikan pada 4 Juli 1993 silam ini bakal menggelar pameran tunggal AA Gede Lanang Pemecutan selama sebulan ke depan, mulai 4 Juli hingga 20 Agustus mendatang. Pemeran tunggal ini akan menyajikan sebanyak 16 lukisan dari 1967 hingga 2012 secara retrospektif. Dalam lukisan ini terdapat 1.507.725 sidik jari pribadi pelukisnya.

Yang menarik, pameran tunggal ini juga sekaligus sebagai tonggak sejarah dari kegigihan AA Gede Lanang Pemecutan menjadikan museumnya sebagai wahana pendidikan dengan meresmikan pendirian pendidikan anak usia dini (PAUD) Kerti Budaya. Bahkan, museum yang berdiri di atas tanah seluas 1.792 meter persegi ini sudah menyelenggarakan aneka pelatihan keterampilan seperti melukis, menari, menabuh, dan kursus bahasa Bali dan bahasa Jepang.

Hebatnya, dalam peringatan 17 tahun museum lukisan sidik jari ini, AA Gede Lanang Pemecutan ini akan menerima penghargaan dari Museum Record Dunia Indonesia (MURI)  sebagai “Pelopor Teknik Melukis dengan Sidik Jari dan Kolektor Sidik Jari Terbanyak”. Penyerahan penghargaan ini akan dilakukan saat peringatan 17 tahun museum lukisan sidik jari, tepatnya Rabu (4/7) nanti.

Kepada koran ini, AA Gede Lanang Pemecutan, mengakui bahwa konsep museum baginya adalah wahana untuk tujuan pendidikan. Maka itulah, dia mengarahkan museumnya menjadi tempat belajar anak-anak dengan tetap menciptakan pendidikan yang layak dan murah. Melalui sekolah PAUD Kerti Budaya ini dimaksudkan untuk mencetak generasi muda Bali sebagai penerus bangsa yang cerdas dan cinta budaya Bali. “Sehingga museum ke depan betul-betul menjadi wahana pendidikan yang mandiri dan komunikatif,” harapnya. IJA-MB