Jerusalem, (Metrobali.com) –

Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya’alon, Ahad, mensahkan keluarga pemukim Yahudi pindah dan mengisi bangunan kontroversial di Kota Tua Al-Khalil (Hebron) di Tepi Barat, kata media Israel.

“Menindak-lanjuti putusan pengadilan … pengisian rumah itu oleh orang yang membelinya disetujui hari ini,” kata Ya’alon. Ia menambahkan sejumlah terbatas keluarga telah diizinkan mengisi bangunan tersebut.

Bangunan empat-lantai itu berada di Kota Tua Al-Khalil di bagian yang dihuni oleh pemukim Yahudi.

Para pemukim Yahudi tersebut mengatakan pemilik aslinya bangunan itu, orang Palestina, menjual bangunan tersebut pada 2007 kepada seorang Yahudi di Brooklyn yang memiliki hubungan dengan masyarakat setempat. Ia lalu menyerahkan kepemilikan bangunan itu kepada pemukim Yahudi, demikian laporan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Senin.

Masih pada Ahad, laporan media mengatakan Israel mengumumkan lahan seluas 243 acre di Blok Permukiman Gush Etzion di Tepi Barat sebagai tanah milik negara, setelah pemberian wewenang belum lama ini oleh Menteri Pertahanan Ya’alon.

Tindakan itu akan mengizinkan Israel memperluas permukiman Neve Daniel, Elazar dan Alon Shvut di blok tersebut dan juga meliputi satu pos tidak sah yang dinamakan Nativ Ha’avot, yang akan membuatnya jadi sah.

Nativ Ha’avot adalah satu pos depan tidak sah Yahudi yang dibangun pada 2001 di tanah orang Palestina dan sekarang menjadi tempat tinggal 50 keluarga pemukim Yahudi.

Masalah permukiman bisa makin menambah keruh pembicaraan perdamaian, yang dirundung masalah antara Israel dan Palestina. Saat ini pembicaraan tersebut macet akibat penolakan Israel untuk membebaskan tahanan Palestina dan berlanjutnya perluasan permukimannya di satu sisi, dan permintaan Palestina untuk bergabung dengan 15 konvensi internasional dan PBB dalam tindakan sepihak yang bisa menimbulkan resiko bagi Israel, di pihak lain.

(Ant) –