Tokyo, Jepang, (Metrobali.com) –

Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida akan mengunjungi Ukraina bulan depan, yang merupakan kunjungan pertama oleh menteri Jepang ke negara itu sejak Rusia mencaplok Krimea, demikian suatu laporan, Rabu.

Harian Yomiuri Shimbun melaporan berita itu, setelah Kishida menunda lawatan ke Ukraina pada April dan Jepang berusaha mengimbangi antara sentuhan garis Barat di Ukraina dan tetap menjaga hubungan dengan Moskow untuk menyelesaikan sengketa perbatasannya yang menahun.

Jepang berusaha menarik gambaran analogis antara tindakan kekerasan Rusia terhadap negara kecil tetangganya dan Tiongkok, yang pamer kekuatan militer dalam sengketa kepulauan dengan Tokyo dan negara lain Asia.

Kishida direncanakan mengonfirmasi ulang dengan beberapa pihak lawannya di Kiev bahwa kedua belah pihak harus menerima “perubahan status quo dengan kekerasan”, Yomiuri Shimbun mengabarkan.

Pejabat Kementerian Luar Negeri yang mewakili urusan Ukraina menolak membenarkan laporan tersebut dan mengatakan bahwa belum ada keputusan lawatan ke negara mana pun.

Diplomat Jepang biasa tidak membuat pernyataan diplomatik sampai beberapa saat sebelum terjadi.

Perdana Menteri Shinzo Abe menyelenggarakan sejumlah pertemuan puncak dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin sejak ia menduduki berkuasa pada akhir 2012.

Pertemuan-pertemuan itu untuk meningkatkan hubungan ekonomi serta menyelesaikan perselisihan kepemilikan kepulauan yang dikuasai oleh pasukan Soviet pada hari-hari menjelang akhir Perang Dunia II.

Namun krisis Ukraina telah mengacaukan langkah tersebbut, Tokyo diperkirakan akan takluk pada sekutunya Amerika Utara dan Eropa, memberi tekanan sanksi kepda Moskow.

Rencana kunjungan Kishida pada April secara resmi ditangguhkan dengan alasan “pengaturan jadwal”.

(Ant) –