Denpasar, (Metrobali.com)

Kontribusi sektor pariwisata bagi pendapatan Provinsi Bali masih belum akan pulih dalam waktu dekat, setidaknya hingga akhir Tahun 2020. Gubernur Bali, I Wayan Koster menyampaikan bahwa situasi di Indonesia masih belum kondusif untuk memungkinkan turis internasional mengunjungi destinasi pariwisata Indonesia, termasuk Bali. Hal ini termasuk belum dicabutnya Permenkumham No. 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk ke Wilayah Indonesia.

Puluhan ribu pelaku usaha di sektor pariwisata pun harus kembali mengencangkan ikat pinggang dalam menyikapi hal ini, termasuk para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menggantungkan nafkah nya di sektor pariwisata. Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus mencoba menjawab keresahan para pelaku UMKM pariwisata di Bali dengan kembali menyalurkan Program Kemitraan.

Berkolaborasi dengan Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI), Pertamina MOR V menyalurkan bantuan permodalan dengan skema dana bergulir sebesar 1,8 Milyar Rupiah kepada 25 UMKM yang mayoritas bergerak di sektor Pariwisata. “Pertamina memahami bahwa pelaku UMKM ini memiliki resiko yang tinggi untuk kolaps bila pembukaan destinasi pariwisata Bali bagi wisatawan mancanegara ditunda hingga akhir tahun,” ujar Unit Manager Communication Relation & CSR Pertamina MOR V, Rustam Aji.

Selain bantuan berupa akses permodalan, UMKM binaan Pertamina juga bisa mendapatkan pendampingan dan bimbingan dalam menyiasati pengelolaan model usaha menjadi lebih tangguh, hingga saatnya nanti Bali sudah kembali dibuka dan bisa menerima kunjungan wisatawan mancanegara. “Penyaluran ini baru tahap pertama hasil sinergi dengan ABDSI. Ke depan, kami terus terbuka untuk bersinergi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan UMKM, khususnya di wilayah Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT,” ujar Rustam.

Editor : Sutiawan