Foto: Grace Anastasia Surya Widjaja, SE, salah satu perempuan legislator DPRD Provinsi Bali, asal Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Denpasar (Metrobali.com)-

Peringatan Hari Kartini, sebagai tonggak perjuangan kaum perempuan Indonesia dalam mewujudkan kesetaraan perlakuan antara kaum laki-laki dan perempuan, telah menampakkan hasilnya. Hal ini dapat dilihat, salah satunya dari semakin banyaknya kesadaran perempuan Indonesia untuk menunjukkan kemampuan dirinya untuk menduduki jabatan-jabatan penting di pemerintahan maupun di sektor privat.

“Hari Kartini diperingati untuk semakin mengingatkan, sekaligus menyadarkan kita semua, terhadap pentingnya kesetaraan dalam menjalankan hak dan kewajiban, antara kaum laki-laki dan perempuan”, ujar Grace Anastasia Surya Widjaja, SE, salah satu perempuan legislator DPRD Provinsi Bali, asal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kami 21 April 2022 serangkaian peringatan Hari Kartini.

Kesetaraan kaum lelaki dan perempuan ini, menurut Grace, adalah konsepsi alam semesta, hal ini dilihat dari keberadaan janin, hanya dapat terjadi jika bertemu ovum yang dimiliki kaum perempuan dan sperma yang dimiliki kaum laki-laki, jika tidak ada salah satu, tidak akan terwujud janin, kesetaraan hak dan kewajiban antara kaum laki-laki dan perempuan, sangat nyata ditunjukkan oleh semesta alam, melalui proses ini.

Namun demikian, lanjut Grace, terdapat kewajiban yang merupakan kodrat sebagai perempuan, dan merupakan anugrah semesta alam, dan tidak bisa digantikan oleh kaum laki-laki, yakni melahirkan dan menyusui. Hal penting yang harus digarisbawahi terkait dengan hal ini adalah, jangan sampai, hanya karena ruang kemandirian perempuan yang tercipta dari keberadaan kesetaraan gender, kemudian perempuan mengabaikan kewajibannya sebagai manusia untuk, melahirkan dan menyusui.

Jika hal ini terjadi, maka keberadaan generasi penerus bangsa ini akan terancam, baik dari segi jumlah akibat dari semakin menurunnya tingkat kelahiran, maupun dari segi kualitas manusia yang lahir, akibat dari tergantinya nutrisi alami dari ASI, dengan susu formula, terang Grace, yang juga anggota Komisi II DPRD Provinsi Bali.

Apakah hal ini terjadi ? tanya Grace retoris. Korea Selatan, sebagai salah satu contohnya, sampai memberikan subsidi bulanan bagi warga negaranya yang memiliki anak, hanya untuk mempertahankan orisinalitas warga negaranya. Kemudian, kasus stunting pada balita yang meningkat, selain diakibatkan kurangnya asupan gizi di masa hamil, salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi dari ASI.  Hal ini menunjukkan, betapa besarnya akibat yang ditimbukan bagi bangsa dan negara, disaat kaum perempuan menisbikan kodratinya sebagai kaum perempuan

“Saya sangat berharap, bahwa perjuangan kesetaraan gender, dengan tonggak peringatan Hari Kartini ini, tidak menjadikan perempuan Indonesia menisbikan kodratinya sebagai perempuan, yang sangat besar akibatnya bagi keberlangsungan kehidupan bangsa dan negara”, ujar Grace, seraya menyampaikan Selamat Hari Kartini, bagi perempuan-perempuan tangguh Indonesia. (wid)