Literasi Media

Denpasar (Metrobali.com)-

                Media sebagai sarana penyampaian dan penyebarluasan informasi sangat membantu masyarakat untuk mengetahui informasi yang sedang berkembang, namun seiring perkembangan jaman globalisasi serta perkembangan media baik cetak maupun elektronik, masyarakat dituntut untuk pintar  dalam memilah media yang berkualitas sehingga bisa memberikan informasi yang objektif, seimbang dan tidak berat sebelah.

Beranjak dari kenyataan tersebut, kegiatan Literasi Media yang merupakan tindak lanjut dari Focus Disscusion Group (FDG) tanggal 4 Juni 2014  yang melibatkan insan media dan akademisi diharapkan bisa menjadi wadah untuk mengembangkan generasi muda yang kritis terhadap isi media serta mengembangkan pemahaman tentang pers yang berkualitas di tengah dinamika social, era keterbukaan informasi dan kebebasan  pers saat ini.

Hal ini disampaikan Ketua Panitia Penyelenggara Literasi Media Tahun 2014 yang menjabat sebagai Kepala Bagian Penyaringan Data dan Informasi Biro Humas Setda Provinsi Bali, I Wayan Badung Adiyasa, AP, SH, MH mewakili Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali dalam kesempatan wawancaranya di sela-sela acara literasi media yang mengusung tema “Masyarakat Cerdas, Pers Berkualitas” dan Sub. Tema “Mari Cerdas Memahami Media”, Kamis (30/10) bertempat di Balai Penelitian Kesehatan Provinsi Bali, Denpasar.

“Kita sangat berharap kegiatan ini akan bisa meningkatkan keterampilan generasi muda terhadap isi media serta mengajak generasi muda untuk cerdas dalam memahami dan menyebarluaskan informasi yang bersifat mendidik, menghibur, profesional dalam hal penyampaian informasi”, harapnya.

Badung Adiyasa menambahkan untuk tahun 2014 panitia berencana mengadakan literasi media sebanyak 3 kali dimana telah dilaksanakan 2 kali yakni Tahap I dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2014 bertempat di Hotel Puri Nusa Indah dengan peserta dari Kota Denpasar, Tahap II dilaksanakan tanggal 18 September 2014 bertempat di Hotel Neo, Gatsu Barat dengan peserta dari Kabupaten Badung melibatkan peserta dari masing-masing tahapan sebanyak 100 orang dan untuk tahap III ini dengan peserta dari siswa-siswa serta pemuka agama dari Kabupaten Gianyar khususnya kecamatan Sukawati.

                Narasumber yang dilibatkan dalam Literasi Media tahap III ini adalah Anak Agung Gede Rai Sahadewa, SH yang merupakan ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Bali dengan materi “ Cara Aman dan Kritis  Dalam Menggunakan Media” dan Drs. Budiharjo dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI Bali) dengan materi “Peran Masyarakat Dalam Mewujudkan Media yang Berkualitas”.

Rai Sahadewa dalam paparannya menyampaikan masayarakat harus memiliki cara aman dan kritis menggunakan media yakni dengan memilih program acara sesuai usia, baik dan bermanfaat, batasi waktu menonton (2 jam sehari), menonton mindfulness, kritis bila ada siaran yang buruk serta segera mengadu ke Komisi Penyiaran Indonesia/ Daerah karena mempunyai kewenangan untuk mengawasi pelaksanaan pedoman perilaku penyiaran  dan Standar Program Siaran (P3SPS). Sementara Budiharjo menyampaikan di era banjir informasi saat ini, masyarakat harus mampu seperti wartawan, memilah dan memilih informasi yang bermanfaat sehingga masyarakat bisa membedakan mana media yang jujur memberikan informasi dan mana yang hanya sekedar memberitakan tanpa memperhatikan etika jurnalistik.

                Dari diskusi yang berlangsung kebanyakan peserta mengeluhkan saat ini media cetak maupun media elektronik sering berat sebelah dalam pemberitaan serta cenderung berpihak pada satu pihak, selain itu mereka mengeluhkan tayangan yang bersifat sara, perselingkuhan, dan memamerkan harta yang sangat memberikan pengaruh negatif terutama untuk anak-anak.

Menanggapi hal tersebut, Rai Sahadewa dan Budiharjo menekankan agar masyarakat benar-benar cerdas dan untuk tayangan-tayangan tertentu, Rai mengaskan bahwa selama ini KPI telah melayangkan teguran tertulis kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan bahkan dengan sanksi pemberhentian tayangan tersebut sampai lembaga tersebut bisa benar-benar membenahi konten acara yang ditayangkan sehingga tidak akan meracuni masyarakat. AD-MB