kuda nil

Arusha, Tanzania (Metrobali.com)-

Bisa dibayangkan betapa paniknya warga desa di dekat Kota Kecil Babati di Tanzania Utara, 166 kilometer dari Kota Pariwisata Arusha, ketika 20 kuda nil memasuki kampung mereka pada Kamis malam (4/12).

Komandan Polisi Regional Manyara Deusdedit Nsimeki pada Sabtu (6/12) mengkonfirmasi peristiwa itu. Tapi ia mengatakan tak ada laporan mengenai korban jiwa di daerah tersebut, yang terletak sangat dekat dengan Danau Babati, salah satu danau air tanar di negeri itu.

Beberapa saksi mata mengatakan sekelompok kuda nil menyerbu Desa Nangara Ziwani untuk mencari ladang rumput sebab hewan mamalia terbesar ketiga di dunia tersebut memang makan selama malam hari.

“Saya sedang tidur ketika saya mendengar suara berisik dari rumah tetangga, dan banyak orang berteriak minta tolong,” kata Ombeni Monjoli, seorang warga Desa Nangara Ziwani.

Ia mengatakan sejumlah warga desa dengan susah-payah berusaha mengusir kuda nil itu ke danau, meskipun satu kuda nil ditemukan di dalam lubang pembuangan kotoran yang sudah tak dipakai.

“Tapi, warga desa berhasil menemukan kembali kuda nil yang tercebur tersebut dan melepaskannya ke danau,” kata Monjoli, sebagaimana diberitakan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.

“Lubang tempat kuda nil itu terjatuh dulu digunakan sebagai lubang pembuangan kotoran tapi entah mengapa pemiliknya memutuskan untuk tidak menggunakannya dan ditumbuhi rumput sehingga hewa tersebut, yang dikenal memiliki daya pandang buruk, gagal mendeteksinya pada malam hari dan langsung menginjaknya,” katanya.

Elisande Kianda, petugas lingkungan hidup di kabupaten itu, mengatakan kuda nil tersebut mengakibatkan kehebohan besar di daerah itu; sebagian orang berlarian dari rumah mereka sebab kuda nil adalah hewan liar yang tidak bersosialisasi.

Ia mengatakan kuda nil adalah salah satu hewan air berbadan besar yang biasanya meninggalkan Danau Babati pada malam hari. Hewan tersebut berkeliaran ke pertanian di dekat danau itu untuk makan rumput dan kadangkala jagung.

Kianda mengatakan selama malam hari, banyak kuda nil terlihat bergerak di antara danau di daerah itu, yang terpisah sekitar 100 kilometer.

Ia mengatakan perubahan iklim dan kegiatan manusia di sepanjang pinggir danau adalah penyebab utama kuda nil mendatangi rumah warga sebab ladang rumput mereka telah musnah.

Jumlah “kuda air” yang mirip babi dan ganas itu di daerah tersebut diperkirakan telah turun jadi 150 dari lebih dari 400 dalam beberapa tahun belakangan.

Kuda nil adalah hewan mamalia terbesar ketiga yang hidup di darat, setelah gajah dan badak. AN-MB