Ketua Presidium PP PMKRI Lidya Natalia Sartono

Denpasar (Metrobali.com)-

Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) meragukan kualitas anggota legislatif yang terpilih pada pemilu legislatif (Pileg) 9 April lalu.

Ketua Presidium PP PMKRI Lidya Natalia Sartono, di Denpasar, Rabu (23/4),  menilai masih banyak anggota legislatif terpilih yang diragukan kapasitas dan integritasnya untuk berjuang bagi kepentingan rakyat.

Di sisi lain, kata Lidya, banyak caleg yang dinilai berkualitas dan mampu mengemban aspirarasi rakyat justru gagal terpilih menjadi anggota dewan.

“Kami meragukan kapasitas anggota legislatif terpilih dalam pemilu tahun ini mampu membawa perubahan untuk bangsa,” ujar Lidya dalam sambutannya pada acara pelantikan Dewan Pimpinan Cabang PMKRI Cabang Denpasar.

Diungkapkan mantan ketua presidium PMKRI cabang Pontianak ini, hasil pemilu legislatif yang banyak “menggugurkan” caleg yang memiliki kapasitas memadai, itu mengejutkan publik sekaligus memberi kekwatiran terhadap kinerja mereka dalam mengemban amanat rakyat.

Keterkejutan dan kekwatiran itu, jelas Lidya, karena caleg yang lolos pertarungan dalam pemilu, itu  orang yang kualitasnya masih menjadi pertanyaan besar, apakah mereka nanti bisa aspiratif dan mampu mengawal kebijakan untuk kepentingan rakyat.

“Sementara kader partai yang track record-nya baik, sudah teruji dan pantas untuk berjuang bersama rakyat justru tidak lolos,” kata Lidya.Sorotan terhadap hasil pileg yang tidak memuaskan itu, kata Lidya, tidak hanya diarahkan kepada anggota dewan terpilih yang diragukan kapasitas dan integritasnya.

Menurut dia, sorotan itu juga harus dialamatkan kepada masyarakat yang telah memilih anggota dewan demikian.

“Kita harus mempertanyakan pertimbangan pemilih dalam memberikan hak suaranya, apakah pilihannya berdasarkan hati nuriani atau karena terjebak dalam praktek barter suara (Money Politic). Praktek ‘Wani Piro’ (Money Politic) itu sudah menjadi rahasia umum dalam pemilu. Sangat disayangkan kalau kita salah pilih apalagi sampai  memilih karena wani piro,” ujarnya.

Menyikapi hasil pileg yang menuai sorotan publik, Lidya mengajak seluruh komponen masyarakat membangun kesadaran kolektif untuk menjadikan hasil pileg tahun ini menjadi pengalaman dalam proses demokrasi di Indonesia.

Menurut dia, kita tidak boleh menyalahkan siapapun atas kondisi ini sebab sesungguhnya yang memimpin republik ini adalah rakyat sendiri dengan memberikan mandat kepada orang yang kita percayakan di lembaga legislatif.

“Jadikan moment pemilu 2014 ini menjadi pembelajaran yang berharga bagi rakyat Indonesia agar bisa menjadi rakyat cerdas, dan semakin maju menuju Indonesia yg dicita -citakan,” jelasnya.

Selain menyoroti hasil pemilu yang tidak memuaskan itu, PP PMKRI juga menyoroti proses pelaksaan pileg tahun ini yang banyak menuai berbagai persoalan. KPU sebagai penyelenggara pemilu, kata Lidya, dinilai gagal mewujudkan pemilu yang memenuhi harapan publik.

Menurut Lidya, proses pelaksaan pemilu dan hasil pemilu yang belum memuaskan publik, itu sebagai indikator bahwa pelasanaan pemilu tahun ini tidak memenuhi kualitas yang diharapkan.Walaupun mengalami pelaksanaan pemilu yang tidak berkualitas, Lidya tetap menaruh harapan agar caleg yang terpilih pada pemilu tahun ini bisa menunjukkan kinerja yang baik dan tidak mengecewakan masyarakat selama lima tahun ke depan. SIA-MB